Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Ada Distorsi Informasi soal Penertiban Dadap

Kompas.com - 29/06/2016, 15:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komnas HAM menduga ada distorsi informasi terkait penertiban permukiman di Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Distorsi informasi itu terjadi di dua pihak, yaitu Pemerintah Kabupaten Tangerang dan warga Dadap.

Komisioner Komnas HAM, Nur Kholis, mengatakan baik Pemkab Tangerang maupun warga Dadap mengembangkan isu masing-masing. Maka tidak ada titik temu dalam rencana penataan di permukiman Dadap.

"Saat ini saya simpulkan ada distorsi informasi yang dikembangkan kedua belah pihak," kata Nur Kholis saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/6/2016).

Distorsi informasi itu kemudian memimbulkan ketidakpercayaan di masing-masing pihak. Adanya ketidakpercayaan itulah yang membuat belum tercapainya kesepakatan.

Menurut Nur Kholis, tugas Komnas HAM saat ini harus mengembalikan kepercayaan di kedua belah pihak.

"Belum sampai hasil (kesepakatan) tapi meningkatkan kepercayaan masyarakat. Sehingga perlu mediasi," tegas Nur Kholis.

Komnas HAM meyakini persoalan Dadap masih bisa diselesaikan dengan mediasi. Keyakinan itu didapat setelah lembaga pemerintah itu turun langsung bertemu kedua belah pihak. Di sisi pemerintah sendiri, kata Nur Kholis, masih terbuka perundingan.

"Artinya warga kan mungkin kalau ditawarkan konsep partisipatif masih bisa terbuka," sambung Nur Kholis.

Saat ini, Pemkab Tangerang berencana membangun rusunawa dan kampung deret untuk nelayan. Namun warga menolak.

Karena itu, dengan adanya mediasi, bukan tak mungkin ada partisipasi masyarakat dan menghasilkan kesepakatan baru dalam perencanaan penataan permukiman Dadap ke depan. Mediasi ini sekaligus agar menghindari terjadinya kekerasan dalam proses penertiban.

"Saya masih melihat peluang untuk menghindari kekerasan, ya mediasi. Saya optimis masih," kata Nur Kholis.

Hari ini, harusnya mediasi antara Pemkab Tangerang dan warga Dadap di Komnas HAM kembali dilanjutkan. Rencana mediasi Senin (27/6/2016) lalu, gagal terlaksana setelah warga memilih keluar dari ruang pertemuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu yang Cabuli Anaknya Tak Bekerja, Bikin Video Asusila karena Butuh Uang

Ibu yang Cabuli Anaknya Tak Bekerja, Bikin Video Asusila karena Butuh Uang

Megapolitan
Beredar Poster Dukungan untuk Anies Maju Pilkada 2024 di Jakarta Barat, Warga: Sekarang Sudah Dicopot

Beredar Poster Dukungan untuk Anies Maju Pilkada 2024 di Jakarta Barat, Warga: Sekarang Sudah Dicopot

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Tawaran Kerja Lewat 'Broadcast' Facebook

Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Tawaran Kerja Lewat "Broadcast" Facebook

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Dugaan Keracunan Masal di Bogor, 5 saksi Diperiksa

Polisi Selidiki Kasus Dugaan Keracunan Masal di Bogor, 5 saksi Diperiksa

Megapolitan
Polisi Masih Periksa Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Polisi Masih Periksa Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Jaktim Banyak yang Bolong, Warga: Orang Sering Jatuh

Trotoar di Pulogadung Jaktim Banyak yang Bolong, Warga: Orang Sering Jatuh

Megapolitan
Kasus 'Bully' Siswi SD di Depok, Korban dan Pelaku Tinggal di RW yang Sama

Kasus "Bully" Siswi SD di Depok, Korban dan Pelaku Tinggal di RW yang Sama

Megapolitan
Kasus Ibu Cabuli Anak Kandungnya di Tangsel Picu Perselisihan Keluarga Pelaku dan Suami

Kasus Ibu Cabuli Anak Kandungnya di Tangsel Picu Perselisihan Keluarga Pelaku dan Suami

Megapolitan
Lawan Balik, Tiko Aryawardhana Bakal Laporkan Terkait Tuduhan Penggelapan Dana Rp 6,9 Miliar

Lawan Balik, Tiko Aryawardhana Bakal Laporkan Terkait Tuduhan Penggelapan Dana Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anaknya Hanya Menunduk Saat Dihadirkan dalam Konferensi Pers

Ibu yang Cabuli Anaknya Hanya Menunduk Saat Dihadirkan dalam Konferensi Pers

Megapolitan
Siswi SD Dirundung Anak SMP di Depok, Langsung Dibawa Visum oleh Sang Paman

Siswi SD Dirundung Anak SMP di Depok, Langsung Dibawa Visum oleh Sang Paman

Megapolitan
Sebut Hasil Audit Berbeda, Kuasa Hukum Suami BCL Minta Polisi Gelar Perkara

Sebut Hasil Audit Berbeda, Kuasa Hukum Suami BCL Minta Polisi Gelar Perkara

Megapolitan
Minim Lahan Kosong di Jakarta, Pekerja Pasar Malam Kesulitan Cari Tempat Sewa

Minim Lahan Kosong di Jakarta, Pekerja Pasar Malam Kesulitan Cari Tempat Sewa

Megapolitan
Fakta Dugaan Kasus Penggelapan Uang Perusahaan yang Menjerat Suami BCL, Ternyata Sudah Dilaporkan sejak 2022

Fakta Dugaan Kasus Penggelapan Uang Perusahaan yang Menjerat Suami BCL, Ternyata Sudah Dilaporkan sejak 2022

Megapolitan
Suami BCL Diduga Gelapkan Dana Rp 6,9 Miliar, Kuasa Hukum Singgung Adanya 'Data Siluman'

Suami BCL Diduga Gelapkan Dana Rp 6,9 Miliar, Kuasa Hukum Singgung Adanya "Data Siluman"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com