Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mediasi antara Pemkab Tangerang dan Warga Dadap Gagal

Kompas.com - 27/06/2016, 12:04 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mediasi antara warga Dadap dan Pemerintah Kabupaten Tangerang terkait rencana penertiban kawasan Dadap, yang berlangsung di Kantor Komnas HAM, Senin (27/6/2016), berujung buntu. 

Kebuntuan terjadi lantaran warga Dadap menolak adanya pihak tak berkepentingan dalam rombongan Pemkab Tangerang untuk ikut mediasi.

Sejak mediasi dimulai, warga meminta agar pihak tak berkepentingan itu ke luar ruangan. (Baca juga: Pemkab Tangerang dan Warga Dadap Mediasi di Komnas HAM)

Pihak tak berkepentingan yang dimaksud warga Dadap adalah warga yang memakai baju koko dan peci putih. Mereka menamakan diri sebagai warga lintas agama dan berasal dari Kosambi.

Komisioner Komnas HAM, Rochiatul Aswidah, kemudian menengahi masalah ini dengan meminta tanggapan dari warga Dadap dan Pemkab Tangerang mengenai jumlah perwakilan yang disepakati untuk ikut mediasi.

Disepakati, jumlah perwakilan yang ikut mediasi adalah 10 orang dari masing-masing pihak.

Sekda Tangerang Iskandar Mirza mengatakan, pihak tak berkepentingan dalam rombongannya itu adalah warga Dadap yang setuju akan rencana penggusuran.

Menurut Iskandar, warga yang menyetujui rencana penggusuran ini perlu dilibatkan untuk menyampaikan pandangan secara netral.

Salah satu warga itu bernama Maksum. Meskipun warga Dadap, Maksum tidak terdampak penggusuran.

"Saya di luar itu (penggusuran). Saya melihat netralitas masyarakat biar program ini sinergi dan win-win solution," kata Maksum di ruang mediasi, Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin.

Namun, warga tetap menolak Maksum dan pihak yang dianggap tak berkepentingan lainnya untuk ikut dalam mediasi.

Warga pun memilih meninggalkan ruangan mediasi. "Mohon izin, kalau keadaan begini, kami tak mau berdialog. Bikin agenda lain saja, kami bubar," kata warga Dadap yang menolak adanya penggusuran.

Suasana dalam ruangan mediasi pun semakin panas. Rochiatul gagal menengahi warga dan pihak Pemkab Tangerang.

Satu per satu warga Dadap memilih untuk meninggalkan ruang mediasi. Mereka menyatakan bahwa mediasi telah disusupi pihak tak berkepentingan sehingga harus diagendakan pada hari lain.

(Baca juga: Pemkab Tangerang dan Warga Sepakat Tunggu Rekomendasi Ombudsman soal Penataan Dadap)

Sedianya, dalam mediasi hari ini, pihak Pemkab Tangerang akan mendengarkan hasil klarifikasi dari Komnas HAM.

Selain itu, pihak Pemkab Tangerang akan menjelaskan kembali mengenai program penataan Dadap apabila diperlukan.

Kompas TV Komnas HAM Minta Penertiban Kampung Dadap Ditunda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com