Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Modus Perawat Makam Menjajakan Makam Fiktif

Kompas.com - 25/07/2016, 12:14 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta membongkar sebuah makam fiktif di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Salah satu petugas TPU Karet Bivak, Midi, mengatakan bahwa keberadaan makam fiktif itu dilakukan oleh pemesan dengan memperpanjang izin penggunaan tanah makam (IPTM) atas nama jenazah lama.

"Lahan orang yang enggak diperpanjang, yang kedaluwarsa, IPTM-nya itu dihidupkan lagi oleh yang baru itu," ujar Midi kepada Kompas.com di TPU Karet Bivak, Senin (25/7/2016).

Menurut Midi, IPTM yang berpotensi diperpanjang oleh pemesan makam fiktif adalah IPTM yang biasa diurus oleh perawat makam, bukan ahli warisnya langsung.

"Iya, kan kadang ahli waris ada yang sempet ada yang enggak, minta tolong ke perawat diperpanjang," kata dia.

Ketika ahli waris tidak memperpanjang kembali IPTM, oknum perawat makam "menjual" IPTM tersebut kepada pemesan makam fiktif. Pemesan kemudian mengambilalih perpanjangan IPTM itu untuk digunakan nanti.

"Jadi dia pertama pakai nama yang lama (IPTM jenazah sebelumnya). Nanti selang berapa tahun, diubah namanya," ucap Midi.

Hal tersebut tidak diketahui oleh petugas TPU Karet Bivak karena seolah-olah ahli warisnya itulah yang memperpanjang melalui perawat makam.

Untuk menghindari kembali adanya makam fiktif, perpanjangan IPTM kini harus menyerahkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) ahli waris tersebut.

"Perpanjangan IPTM menyerahkan fotokopi KTP sama KK untuk menghindari makam fiktif. Di sini dibuatin surat pengantar, nanti dibawa ke PTSP kelurahan. Bayar ke Bank DKI, nanti dapat surat (IPTM) terbaru," ujar Midi.

Sebelumnya, Kepala TPU Karet Bivak, Saiman, juga menjelaskan keberadaan makam fiktif bermula dari adanya makam yang tidak diperpanjang IPTM-nya oleh ahli waris sehingga makam itu kedaluwarsa.

Makam kedaluwarsa itu bisa digunakan kembali oleh orang lain. Lahan makam itulah yang kemudian dipesan untuk digunakan pada saat pemesan atau kerabatnya meninggal dunia melalui oknum.

Kompas TV Tradisi Ziarah Makam Jelang Ramadhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com