Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM UI Nilai Pemprov DKI Putar Balikkan Fakta Terkait Reklamasi Teluk Jakarta

Kompas.com - 14/09/2016, 06:26 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Luhut Binsat Pandjaitan dan perwakilan Pemprov DKI di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (13/9/2016) malam.

Dalam pertemuan itu, Pemprov DKI memaparkan rencana pembangunan untuk nelayan yang terdampak proyek reklamasi tersebut.

"Dari Pemprov DKI Jakarta tadi ada beberapa rencana pembangunan seperti rusun, resto apung, dan lain-lain," ujar Ketua BEM UI Arya Adiansyah, Selasa malam.

(Baca juga: Luhut Minta Keputusannya soal Reklamasi Tidak Dibandingkan dengan Rizal Ramli)

Namun, kepada BEM UI, nelayan Teluk Jakarta menyatakan bahwa fasilitas-fasilitas yang akan dibangun untuk mereka itu tidak akan berguna karena mereka tak lagi bisa melaut.

"Kalau dari suara teman-teman nelayan, mereka mengatakan untuk apalagi fasilitas tersebut kalau kitanya (nelayan) sudah terusir dari sana, dalam artian tidak bisa lagi mencari ikan di sana," kata Kepala Departemen Aksi Propaganda BEM UI, Ikhsan, dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, setelah mendengarkan pemaparan dari Pemprov DKI, Ikhsan menilai Pemprov DKI telah memutarbalikkan fakta yang terjadi di lapangan terkait proyek reklamasi tersebut.

Dalam presentasinya, kata Ikhsan, Pemprov DKI menyatakan nelayan kini harus melaut jauh sehingga reklamasi dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dialami nelayan tersebut.

"Ini sebenarnya ada pembalikkan logika. Justru kenapa mereka melaut jauh karena ada proyek reklamasi tersebut. Jadi, bukan karena mereka melaut jauh kemudian ada proyek reklamasi, justru reklamasi-lah yang menyebabkan mereka melautnya jadi jauh," ucap Ikhsan.

Pembalikkan fakta kedua yakni tentang pencemaran air. Pemprov DKI melihat tidak ada upaya serius untuk menangani pencemaran air di Teluk Jakarta sehingga reklamasi perlu dilakukan sebagai solusi untuk menyelamatkan Teluk Jakarta.

"Padahal, sebenarnya dari Pemprov sendiri yang belum pernah melakukan upaya serius untuk menghentikan pencemaran tersebut. Dan juga proyek reklamasi ini justru malah memperburuk pencemaran itu sebenarnya," tutur Ikhsan.

Dalam pertemuan denga Luhut dan Pemprov DKI, BEM UI menyatakan sikapnya yang keberatan dan menolak dilanjutkannya proyek reklamasi.

(Baca juga: Penolakan BEM UI terhadap Proyek Reklamasi Teluk Jakarta )

Mereka menilai, pemerintah tidak menghormati putusan PTUN yang memenangkan gugatan nelayan dan memutuskan penangguhan proyek reklamasi sebelum ada putusan yang berkekuatan hukum tetap.

Mereka juga keberatan karena rencana pembangunan tidak pernah dikomunikasikan kepada nelayan yang terdampak langsung proyek reklamasi tersebut.

Kompas TV Ahok Akan Siapkan Rusun Nelayan di Cakung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com