Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan Jembatan Rawan Tempat Anggota PPSU Terpeleset dan Hanyut

Kompas.com - 24/02/2017, 12:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat banjir pada Selasa (21/2/2017), Jembatan Besi yang melintang di atas Kali Betik memakan korban jiwa. Dennis T Nenometa (Deni), seorang anggota PPSU, terpeleset dan jatuh terhanyut, hingga ditemukan telah meninggal dunia.

Jembatan yang menjadi penghubung kawasan Tanah Merah dan Rawa Sengon itu tanpa pagar. Jika diamati, cukup rawan untuk keselamatan jika dilintasi kendaraan. Saat banjir, air kali meluap dan jembatan tak terlihat karena tertutup banjir.

Pantauan Kompas.com di Jembatan Besi, Jumat (24/2/2017) pagi, kondisi jembatan tetap tanpa pembatas. Padahal, lalu lintas di jembatan ini tergolong ramai, baik pejalan kaki, pengendara roda dua, maupun kendaraan roda empat. Bahkan, untuk kendaraan roda empat, truk berukuran sedang, juga lewat di jembatan tersebut.

Jembatan Besi menjadi penghubung penting bagi warga RW 08 Tanah Merah, Rawa Badak, Koja dengan warga RW 22 Rawa Sengon, Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, di Jakarta Utara.

Dengan ukuran lebar hanya dua meter, kendaraan roda empat tidak bisa melintas bersamaan. Harus antre menunggu giliran. Sedangkan untuk kendaraan roda dua masih dapat melintas bersamaan.

Kompas.com/Robertus Belarminus Kendaraan melintas menyeberangi Jembatan Besi di salurah penghubung (Phb) Kali Batik, di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Jumat (24/2/2017)
Kompas.com mencoba berjalan kaki menyeberangi jembatan. Bagi pejalan kaki yang menyeberang bersamaan dengan kendaraan roda dua, untuk yang baru pertama kali cukup menegangkan. Sebab, di kiri ataupun kanan jembatan tidak terdapat pagar.

Padahal jika melintas bersamaan dengan sepeda motor, pejalan kaki mesti berjalan di pinggir jembatan. Hal yang dikhawatirkan jika pengendara motor tidak hati-hati lalu menyenggol pejalan kaki yang sedang menyeberang, bisa-bisa jatuh bersama.

Syukur-syukur tidak jatuh ke Kali Betik yang kalau tidak banjir saja dalamnya disebut 1 meter lebih dengan dasar berlumpur. Namun, jika kendaraan roda empat sedang lewat, pejalan kaki sama sekali tidak bisa menyeberang berbarengan. Sehingga harus menunggu karena ukuran jembatan dan mobil yang pas-pasan.

Jembatan juga terasa bergetar ketika ada kendaraan lewat. Jembatan itu berpermukaan coran semen dengan penyanggah di bawah atau fondasinya besi.

Saat Kompas.com mencoba menyeberangi dengan sepeda motor, untuk orang yang baru pertama kali yang terpikirkan saat melewati jembatan ini adalah menjaga keseimbangan dan perlu hati-hati. Paling aman jika menunggu sampai jembatan kosong baru melintas.

Namun, warga setempat nampaknya sudah cukup terbiasa dengan keadaan jembatan itu. Beberapa terlihat berjalan cukup kencang untuk melewati jembatan ini.

Pasca-tragedi kecelakaan yang menimpa Deni, warga memasang bambu di tengah kiri dan kanan jembatan, lalu memasang tali ke ujung jembatan. Hal itu sebagai penanda kalau-kalau terjadi banjir di jembatan itu, lalu air menutupi jembata lagi.

Tali dan tiang bambu yang ditancapkan diharapkan bisa jadi penanda batas pinggir kiri dan kanan jembatan. Dennis sebelummya dilaporkan hanyut terbawa arus dari banjir di Kali Betik.

Dari sejumlah informasi, Dennis disebut tengah mengambil sejumlah gambar terkait kondisi banjir di kawasan itu. Namun, tanpa sengaja, Dennis terpeleset hingga terbawa arus bersama sepeda motor yang dikendarainya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan warga sudah mengusulkan berkali-kali lewat Musrenbang, agar jembatan itu dibuatkan pagar.

"Masyarakat bilang, sudah berkali-kali (mengusulkan pembangunan pagar jembatan saat) musrenbang, tetapi enggak jalan. Saya sudah minta, kalau gitu pakai uang kami (operasional) sajalah kerjain (pagar)," kata Basuki.

Ia menambahkan, daerah tersebut merupakan kewenangan Pertamina, di Plumpang, Jakarta Utara.

Kompas TV Dennis Nenometa ditemukan tak bernyawa oleh basarnas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Megapolitan
Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Megapolitan
Hasto Mengaku Tak Kenal dengan Orang yang Laporkan Dirinya ke Polisi

Hasto Mengaku Tak Kenal dengan Orang yang Laporkan Dirinya ke Polisi

Megapolitan
Dilaporkan ke Polisi, Hasto: Pernyataan Saya di Media untuk Melakukan Pendidikan Politik

Dilaporkan ke Polisi, Hasto: Pernyataan Saya di Media untuk Melakukan Pendidikan Politik

Megapolitan
Petaka Kawat Berlubang di JPO Jatiasih: Sebabkan Bocah Terjatuh ke Jalan Tol, lalu Meninggal

Petaka Kawat Berlubang di JPO Jatiasih: Sebabkan Bocah Terjatuh ke Jalan Tol, lalu Meninggal

Megapolitan
Hasto Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong

Hasto Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong

Megapolitan
Suami R Tak Marah-marah Usai Tau Istrinya Cabuli Anaknya Sendiri

Suami R Tak Marah-marah Usai Tau Istrinya Cabuli Anaknya Sendiri

Megapolitan
Warga Bogor yang Diduga Keracunan Makanan Mengaku Sakit Perut Usai Konsumsi Nasi Uduk dan Telur Balado

Warga Bogor yang Diduga Keracunan Makanan Mengaku Sakit Perut Usai Konsumsi Nasi Uduk dan Telur Balado

Megapolitan
Jakpro Bakal Berikan Pelatihan dan Kesempatan Kerja untuk Eks Warga Kampung Bayam

Jakpro Bakal Berikan Pelatihan dan Kesempatan Kerja untuk Eks Warga Kampung Bayam

Megapolitan
KJP Mei 2024 Kapan Cair?

KJP Mei 2024 Kapan Cair?

Megapolitan
Dijanjikan Pekerjaan dan Uang, Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Dijanjikan Pekerjaan dan Uang, Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Megapolitan
Kronologi Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Kirim Foto Tanpa Busana ke Kenalan di Facebook

Kronologi Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Berawal dari Kirim Foto Tanpa Busana ke Kenalan di Facebook

Megapolitan
Aji Jaya Mengaku Dapat Wejangan dari Prabowo untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Aji Jaya Mengaku Dapat Wejangan dari Prabowo untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com