Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Adik Ahok Tak Kuasa Menahan Air Mata di Persidangan

Kompas.com - 05/04/2017, 10:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fifi Leyti Indra tak kuasa menahan tangisnya saat sang kakak, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menjawab pertanyaan seorang anggota Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada persidangan kasus dugaan penodaan agama, di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2017) malam.

Fifi yang menjadi salah satu kuasa hukum Ahok terlihat menyeka air matanya saat sang kakak menceritakan awal mula dirinya masuk ke dunia politik. Saat itu, jaksa menanyakan mengenai selebaran bernada provokatif yang tersebar saat Ahok maju Pemilihan Bupati Belitung Timur dan Pilgub Bangka Belitung.

Selain itu, jaksa juga menanyakan hubungan Ahok dengan Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Mendengar itu, Ahok meminta izin majelis hakim untuk bercerita mengenai awal mula dirinya masuk ke dunia politik.

"Waktu Bapak saya meninggal, saya yang latar belakang pengusaha tidak mampu lagi menolong orang sakit begitu banyak. Perusahaan bisa untung Rp 1 miliar, tapi tidak mampu bantu orang miskin begitu banyak, saya frustasi sebetulnya," kata Ahok.

Ahok mengatakan, dirinya sempat ingin pindah ke luar negeri setelah pabriknya ditutup pejabat setempat. Kemudian, almarhum ayahnya, Indra Tjahaja Purnama, meminta Ahok untuk tidak keluar negeri.

"'Karena rakyat butuh kamu, Hok.' Butuh apa, Pak? Muka minyak babi kayak kita, Pak," kata Ahok menirukan percakapannya dengan sang ayah.

Terlihat Fifi yang duduk di sebelah kanan depan Ahok, menunduk sambil menyeka air mata dengan tangannya. Ia kemudian terlihat membalikkan badannya ke belakang dan berbicara dengan kuasa hukum lainnya.

Ternyata, Fifi mencari tisu. Josephina, kuasa hukum Ahok yang lain, memberi tisu kepada Fifi. Adik Ahok itu terlihat mengelap air yang menetes keluar dari mata kanan dan kirinya.

"Marah Bapak saya dengar ucapan saya seperti itu. 'Saya ingatin kamu ya, kamu ngomong kayak gitu sekali lagi, ini tanah air kita, apapun yang terjadi kita lawan. Kamu punya pabrik untung 1 juta dollar saja masih dikerjain, gimana rakyat miskin?'," kata Ahok menirukan ucapan ayahnya.

Ahok menceritakan, ayahnya optimistis, putra sulungnya itu dapat menjadi pejabat kelak. Mendengar ucapan sang ayah, Ahok mengurungkan niatnya untuk pergi ke luar negeri.

Kepada Ahok, Indra mengutip filsafat China yang menyebut pekerjaan paling mulia adalah menjadi pejabat.

"Karena kamu menentukan nasib banyak orang, sedangkan pengusaha hanya untuk dirinya sendiri. Makanya kamu jadi pejabat, enggak usah jadi pengusaha lagi," kata Ahok kembali menirukan ucapan Indra kepadanya.

Terlebih, Ahok memiliki pengalaman buruk dengan pejabat yang pernah menutup perusahaannya.

"Kata Bapak saya, 'Orang miskin enggak menang lawan orang kaya, tapi orang kaya enggak akan menang lawan pejabat. Kalau kamu jadi pejabat, lawan mereka (pejabat) yang korup'," kata Indra yang ditirukan oleh Ahok.

Setelah Ahok menjawab itu, Fifi terlihat lebih tenang. Dia memasukkan tisu yang telah digunakannya untuk menyeka air mata ke dalam kantong bajunya. Dia terlihat mengangguk dan sesekali tersenyum mendengar pernyataan sang kakak.

Adapun Ahok didakwa melakukan penodaan agama karena mengutip surat Al Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu. JPU mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP.

Sidang akan kembali dilanjutkan pada Selasa (11/4/2017) mendatang dengan agenda tuntutan dari JPU.

Kompas TV Kuasa Hukum Ahok Bawa 3 Rekaman Alat Bukti di Sidang ke-17
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com