Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Pembunuhan Bos Resto Masih Gelap

Kompas.com - 20/08/2008, 10:06 WIB

JAKARTA, RABU — Kasus pembunuhan bos resto bubur manado, E Kang Paslah (50), masih buram. Hingga Selasa (19/8), polisi masih menyelidiki motif pembunuhan Paslah dan seorang karyawatinya, Hikmah Yani alias Ema (25). Menurut hasil otopsi yang dilakukan di RSCM, Ema tewas akibat pukulan benda tajam di kepala, sedangkan Paslah luka akibat benda tajam di badan.

Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat Kompol Sujudi Aryoseto saat dimintai  konfirmasi oleh Warta Kota, Selasa (19/8) malam, mengaku masih melakukan pendalaman. Ketika ditanya kemungkinan soal asmara, Sujudi mengaku belum sampai ke arah itu. ”Bisa saja motifnya adalah cinta atau sakit hati. Namun, itu harus dengan pembuktian,” katanya.

Paslah (50) ditemukan tewas bersama Ema di rumahnya di Vila Kelapa Dua Blok D-8 Jalan Janur III, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (18/8) siang. Saat ditemukan, kondisi kedua jenazah sudah membusuk. Polisi mendapati sejumlah luka sayatan di tubuh keduanya dan menduga kedua orang itu tewas sejak empat hari sebelumnya.

Paslah ditemukan telentang di dekat pintu belakang, dan Ema ditemukan di kamar utama. Perabot di rumah Paslah pun terlihat utuh. Mobil Suzuki APV milik Paslah masih ada di garasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan di tempat kejadian, Sujudi menduga pembunuhan tersebut tidak berlatar belakang perampokan karena tidak ada barang berharga milik korban hilang.

Ema adalah satu-satunya karyawati yang menetap di rumah Paslah. Karena karyawati lain tidak diperkenankan tidur di rumah Paslah, beberapa sumber menduga ada hubungan khusus antara Paslah dan Ema. Sumber itu menduga, kedekatan Paslah dengan Ema inilah yang memicu pelaku menghabisi nyawa keduanya. Diduga, ada orang yang cemburu kepada Paslah dan Ema.

Kapolsektro Kebon Jeruk Kompol Wong Niti Harto Negoro, yang  ditemui di Mapolrestro Jakarta Barat, belum bisa memastikan penyebab pembunuhan.  ”Namun, ada jejak yang ditinggalkan pelaku,” ujarnya.

Petunjuk

Keluarga Ema mengaku tidak memiliki petunjuk apa pun soal pelaku pembunuhan itu. Sebab, mereka tidak mengenal teman-teman Ema yang bekerja dan berinteraksi dengan Ema di Restoran Goni di ITC Permata Hijau itu. ”Terima kasih yah Mas informasinya kemarin. Sudah ada perkembangan apa?” ujar Ria, kakak Ema, kepada Warta Kota.

Ria mengatakan, begitu mendapat informasi adiknya meninggal, dia mengecek ke ITC Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jaksel. Di ITC, ia mendapati restoran itu tutup dan disarankan menghubungi petugas Polrestro Jakarta Barat oleh para karyawan ITC. ”Lalu kita janjian bertemu sama petugas di ITC. Kami bersama-sama ke RSCM,” tuturnya. 

Saat melihat jenazah di kamar mayat RSCM, Ria memastikan bahwa jenazah tersebut adiknya. Otopsi dilakukan sekitar pukul 01.00 dan jenazah baru bisa dibawa pulang sekitar pukul 06.00. Hingga pukul 11.00, kata Ria, pihak keluarga belum dimintai keterangan oleh polisi.

Suheli (50), ayah Ema, mengaku tidak memiliki firasat apa-apa. ”Kami masih tunggu hasil otopsi, saya enggak tahu apa-apa sebab dia jarang pulang,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Kemarin siang, jasad Hikmah dimakamkan di TPU Jagakarsa.

Sementara itu, Restoran Goni di Blok D 4 Lantai 4 ITC Permata Hijau kemarin masih tutup. Menurut seorang pelayan restoran di lantai 4, karyawan di restoran tersebut selalu berganti-ganti. ”Kadang dua minggu sudah ganti lagi. Nggak tahu kenapa pada nggak betah,” ujar pria yang menolak menyebut nama itu. Menurutnya, Paslah ramah dan sering menyapa orang lain. Namun, entah mengapa ia sangat galak kepada karyawatinya.

Selama ini, kata mereka, Restoran Goni hanya mempekerjakan perempuan. Restoran Goni menyediakan menu makanan bubur ayam shanghai, sop iga, seafood, kerang, rajungan, dan lainnya dengan harga yang cukup terjangkau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com