Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI Dukung Kenaikan Cukai Rokok

Kompas.com - 27/02/2009, 20:24 WIB

JAKARTA, JUMAT — Melihat semakin banyaknya masyarakat miskin yang mengonsumsi rokok, pihak YLKI mendukung saran Lembaga Demografi UI untuk menaikkan harga cukai rokok. Demikian yang disampaikan oleh Tulus Abadi, pengurus harian YLKHI, di Jakarta, Jumat (27/2).

"Saat ini kita sungguh membutuhkan instrumen yang kongkret untuk mengendalikan pengonsumsian tembakau. Dengan dinaikkan cukai rokok, harga rokok akan naik dan menjadi barang mewah. Warga miskin pun akan berpikir berkali-kali untuk membelinya," jelas Tulus.

Tulus juga menyampaikan jika cukai rokok dinaikkan menjadi 57 persen, pendapatan negara yang tadinya Rp 40 triliun dapat meningkat menjadi Rp 100 triliun. "Dengan harga cukai dinaikkan, maka tambahan pendapatan negara akan bertambah dan dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Tulus.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Demografi FEUI, tahun 2006 masyarakat miskin menghabiskan 11,89 persen dari pengeluaran mereka untuk membeli tembakau dan sirih. Urutan pertama untuk pengeluaran padi-padian.

Abdillah Ahsan, seorang peneliti dari Lembaga Demografi FEUI, memaparkan masyarakat miskin menghabiskan uang untuk rokok sebanyak 17 kali lebih banyak dari daging, 15 kali lebih banyak dari biaya kesehatan, 9 kali dari biaya pendidikan, 5 kali dari susu dan telur, dan 2 kali lebih besar dari ikan.

"Jika dana untuk membeli tembakau digunakan untuk membeli daging atau makanan lain yang bergizi, maka tingkat kesehatan masyarakat miskin akan terus meningkat," ujar Abdillah. (C5-09)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com