Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

238 Penghuni Panti Laras Meninggal Dunia

Kompas.com - 18/05/2009, 20:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama enam bulan terakhir, terhitung Oktober 2008 hingga April 2009 terdapat 181 penghuni empat panti laras milik Pemerintah Provinsi DKI dan 57 pasien yang dirujuk panti tersebut ke Rumah Sakit (RS) Duren Sawit, Jakarta Timur, meninggal dunia. Mereka meninggal setelah mengalami berbagai penyakit, di antaranya diare, gizi memburuk, anemia, dan kombinasi dari ketiga penyakit tersebut.

Dalam laporan hasil monitoring keempat panti laras, panti sosial yang merawat penderita gangguan jiwa yang diperoleh Kompas, Senin (18/5), menyebutkan, di Panti Laras Cipayung terdapat 38 orang meninggal dunia. Di Panti Laras Ceger satu orang meninggal dunia, Bina Laras Daan Mogot (2 orang), dan Panti Laras Cengkareng (140 orang).

Masih dari laporan itu termuat, penghuni panti laras meninggal dunia disinyalir karena distribusi obat umum dan kejiwaan ke panti-panti tersebut kurang. Sementara obat-obatan yang dibutuhkan penghuni panti mengandalkan pendistribusian dari RS Duren Sawit.

Misalnya, di Panti Laras Cipayung seperti dalam laporan itu menyebutkan, sejak Februari 2009 obat umum tak terdistribusi oleh RS Duren Sawit. Sementara obat jiwa tak memenuhi kuota seperti yang dibutuhkan panti, baik jumlah maupun jenisnya.

Di Panti Laras Ceger, sejak pertengahan Oktober 2008 April, pengiriman obat umum sangat terbatas. Sementara di Bina Laras Daan Mogot, terhitung sejak Mei 2009 obat jiwa sudah tidak dikirim ke panti, padahal persediaan obat semakin menipis. Untuk Panti Laras Cengkareng, RS Duren Sawit tidak lagi mengirim obat umum.

Sementara itu, pasien yang meninggal dunia setelah dirujuk ke RS Duren Sawit adalah 10 orang meninggal karena diare, malnutrisi (18 orang), anemia (2 orang), kombinasi penyakit diare dan mal nutrisi (12), malnutrisi dan anemia (10), dan penyakit lainnya (5).

Terkendala aturan

Direktur Utama RS Duren Sawit dr Gani Witono yang dikonfirmasi wartawan per telepon menjelaskan, obat-obatan yang tidak didistribusikan ke panti merupakan masalah lama yang terjadi sebelum dirinya menjabat di RS itu.

Menurut Gani, obat-obatan tersebut tidak dikirim karena terkendala oleh aturan.

"Pendistribusian obat tidak dilakukan karena mereka bukan pasien Gakin. Kami tidak sembarangan mendistribusikan karena bisa-bisa disalahkan saat diperiksa BPK," ujar Gani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com