Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Pengendalian Banjir Jakarta Belum Optimal

Kompas.com - 18/02/2010, 12:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah daerah rawan banjir di Jakarta kembali tergenang air pada beberapa hari belakangan ini. Padahal, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan Jakarta masih cenderung normal, berada pada kisaran 115 mm.

Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) menilai kondisi tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem pengendalian banjir Jakarta masih belum berjalan secara optimal.

"Tebal curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini masih lebih kecil dibanding tahun-tahun lalu saat terjadi banjir besar. Tapi, nyatanya banjir masih terjadi. Ini artinya kinerja pengendalian banjir belum optimal. Jakarta belum aman banjir," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana BPPT Sutopo Purwo dalam keterangan persnya, Kamis (18/2/2010) di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Dia mengatakan, dimensi masalah banjir masih akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan tersebut, ungkapnya, tidak hanya terjadi karena faktor alam saja, tetapi akibat aktivitas penduduk dan penggunaan lahan.

Sutopo mengatakan, beberapa tindakan pencegahan dan pengendalian banjir masih belum benar-benar teruji efektif mengurangi persoalan banjir. Proyek Banjir Kanal Timur (BKT), misalnya, meski sudah diklaim rampung dan tembus laut, belum bisa dikatakan sudah berfungsi mengurangi dampak banjir. Dikatakan, BKT baru 60 persen rampung dari 23,5 kilometer yang direncanakan.

BKT, tutur Sutopo, secara keseluruhan hanya bisa mengatasi persoalan banjir 30 persen di wilayah Jakarta Timur. "Pengaruhnya ada, tapi masalahnya itu belum teruji keandalannya karena curah hujannya belum tinggi dan belum mencapai puncaknya," ujarnya.

Sejumlah masterplan lainnya, seperti rencana megaproyek Bendungan Ciawi, kata Sutopo, juga tidak akan efektif karena hanya mengandalkan satu bendungan besar.

Sutopo menjelaskan, dalam kondisi seperti sekarang ini, yang lebih penting adalah mengembalikan fungsi sungai sebagai saluran air sebagaimana mestinya.

Pembangunan cek dam, dam parit, situ, dan embung di beberapa lokasi hulu sungai akan lebih bermanfaat baik untuk mengurangi banjir maupun penyediaan air.

"Perlu penanganan yang terpadu, total, dan komitmen dari pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini," kata Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com