Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relokasi RPA di Jakbar Terkendala Lahan

Kompas.com - 02/07/2010, 20:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat merelokasi Rumah Pemotongan Ayam (RPA), hingga kini masih terkendala persoalan pembebasan lahan dan penolakan dari sebagian pedagang ayam.

Kepala Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Kusdiana, mengatakan, lahan yang sedianya akan dijadikan RPA di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat hingga saat ini belum memadai. Lahan yang merupakan aset milik Pemprov DKI Jakarta hanya seluas 6.000 meter persegi. Padahal lahan yang dibutuhkan untuk mendirikan RPA seluas 60 ribu meter persegi atau seluas 6 hektar.

Saat ini, di sekitar lahan aset milik Pemprov DKI Jakarta itu terdapat pula puluhan hektar lahan yang dimiliki oleh salah satu BUMN. Untuk itu, Kusdiana mengusulkan agar sebagian lahan milik BUMN itu bisa dibebaskan untuk menambah lahan yang nantinya akan didirikan RPA. “Jika sebagian saja bisa dibebaskan, kemungkinan relokasi bisa terwujud akhir Desember mendatang,” ujar Kusdiana, Jumat (2/7/2010).

Selain permasalahan lahan yang belum mencukupi, molornya pelaksanaan relokasi, kata Kusdiana, disebabkan adanya penolakan dari sebagian pedagang ayam. "Mereka (pedagang ayam) berharap agar tempat pemotongan ayam tetap bertahan dan beroperasi di pasar tradisional. Intinya para pedagang yang menolak tidak mau kehilangan pelanggan tetap,” kata Kusdiana.

Relokasi RPA yang dicanangkan Pemprov DKI Jakarta sesuai dengan Perda No 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan dan Peredaran Unggas. Perda tersebut bertujuan untuk melindungi konsumen agar dapat mengonsumsi daging ayam ASUH (aman, sehat, utuh, dan halal) serta terhindar dari ayam berformalin dan ayam tiren (mati kemarin). Selain itu, masyarakat juga terhindar dari peredaran ayam sakit, terutama dari virus flu burung.

Menurut Kusdiana, pihaknya hingga kini terus menyosialisasikan pentingnya mengonsumsi daging ayam ASUH. Pandangan masyarakat harus diubah. Ayam beku atau yang telah didinginkan justru lebih sehat dan lebih baik untuk dikonsumsi. "Saat ini konsumen hanya beranggapan daging ayam yang tampak segar dijual pedagang lebih sehat, padahal sebaliknya yang beku dan dingin itu justru lebih sehat," katanya.

Kusdiana menjelaskan, setelah dipotong daging ayam akan lebih aman apabila segera dibekukan atau disimpan dalam lemari pendingin. Daging ayam yang telah dipotong dan dibiarkan begitu saja akan cepat membusuk dan terkena bakteri. "Bakteri cepat berkembang. Dalam satu jam, bakteri dalam daging ayam itu akan berkembang menjadi satu juta kali lipat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com