Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawatan Taman Diserahkan ke Kelurahan

Kompas.com - 04/08/2010, 12:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan atau Formapel Jakarta Barat, Ir Omar S Ichwan, mengimbau Pemprov DKI melimpahkan tugas perawatan taman dan pohon di wilayah itu ke masing-masing kelurahan dengan melibatkan masyarakat setempat.

"Dengan pelimpahan perawatan taman dan pohon ke pihak kelurahan dan masyarakat, akan lebih jelas pertanggungjawabannya," kata Omar S Ichwan, di Jakarta, Rabu (4/8/2010).

Menurut Omar, pelimpahan perawatan taman, pohon maupun fasilitas lainnya seperti pagar lebih bermanfaat dialihkan ke kelurahan dan melibatkan warga di lingkungannya masing-masing karena bisa dipantau 24 jam.

"Tidak itu saja, warga juga ikut memiliki, ketimbang dialihkan ke pihak ketiga menjadi saling melempar tanggung jawab dengan Sudin Pertamanan, di satu sisi Pertamanan untuk mengawasi pekerjaan pihak ketiga keterbatasan aparat di lain pihak pekerjaan yang dilakukan tidak jelas," ujarnya.

Selain itu, fasilitas lainnya seperti mobil tangki air untuk penyiraman pohon bisa difungsikan ke kelurahan atau ke kecamatan. Di Jakarta Barat ada tujuh mobil tangki air untuk penyiraman tapi beberapa tahun terakhir ini nganggur tidak bisa dioperasikan karena adanya pelimpahan perawatan ke pihak ketiga.

"Mobil tangki yang dibeli dari uang rakyat itu mubazir, dipakai dan diklaim pihak ketiga, tapi tidak dirawat hingga jadi besi tua. Karena untuk perawatan terhadap mobil itu tidak disediakan. Ini konsep atau perencanaan yang gagal," tegas Omar.

Formapel, jelas Omar, bersedia untuk memfasilitasi warga dalam menangani perawatan taman maupun pohon yang ada di lingkungan masing-masing.

"Sumbangsih Formapel juga akan tidak membawa hasil yang diharapkan, jika kebijakan Pemprov DKI melimpahkan perawatan itu ke pihak ketiga. Untuk apa dibentuk instansi Sudin Pertamanan di wilayah kalau kenyataannya yang bekerja pihak lain," lanjutnya.

Fasilitas pertamanan yang telantar tidak sedikit, bahkan yang lebih memprihatinkan, pagar taman yang hilang seperti di sepanjang Jalan Tb Angke lebih dari 2 km pagarnya banyak yang hilang. Demikian juga di taman bawah jalan layang Grogol dan Kiyai Tapa, banyak pot dan tanaman yang hilang atau mati kekeringan.

"Pagar yang hilang itu siapa yang mau bertanggung jawab, toh sudah beberapa tahun tetap tidak dilakukan perbaikan apalagi penggantian," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com