Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Punk: Kami Enggak Mau "Nyopet"!

Kompas.com - 29/09/2010, 11:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Punk merupakan pergerakan anak-anak muda kelas pekerja di London, Inggris, tahun 1980-an. Mereka menuntut ketidakadilan yang terjadi pada bidang sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi saat itu.

Dengan mengusung semangat we can do it ourselves, para anak punk ini memilih hidup mandiri, bahkan tak jarang yang akhirnya memutuskan keluar rumah dan hidup di jalan.

Lalu, bagaimana cara mereka bertahan hidup? Survival ala anak punk, komitmen hidup mandiri tanpa bantuan siapa pun, termasuk orangtua, membuat anak-anak punk ini harus memutar otak mencari pendapatan bagi dirinya sendiri. Meski sering kali hidup di jalanan, mereka pantang melakukan tindak kriminal, seperti mencuri atau malak.

"Ha-ha-ha-ha-ha... banyak hal yang bisa dilakukan, Mbak. Yang penting kami enggak nyolong duit negara," canda Geboy (29), pencinta punk yang juga anggota band reggae Djenks' ini.

Menurut pria yang berpendapat punk bukan sekadar musik ini, setiap anak punk punya cara masing-masing untuk bertahan.

"Sebagian memang ada yang hidup di jalan, tapi sebagian punk ada yang punya usaha lain, seperti workshop sablon, distro, dan band," ujarnya, Selasa (28/9/2010) di Jakarta.

Pernyataan itu juga senada dengan apa yang diutarakan Dona (25). "Enggak. Kami enggak mau nyopet atau kriminal lain karena itu sama aja bikin nama punk makin jelek lagi. Kami cari duit sendiri," ujar perempuan yang hidup di rumah kontrakan bersama tiga temannya sesama anggota komunitas punk Melody Street Punk ini.

Dona mengatakan, cara anak-anak punk di komunitasnya untuk mencari uang adalah dengan menjadi tukang parkir, manggung, ataupun membantu proyek film titipan orang.

"Biasanya duitnya jarang buat sendiri, paling buat rame-rame, biar nanti kalau kumpul, buat uang rokok atau minum, atau ntar kalau ada yang sakit," ungkapnya.

Slogan do it yourself itu, yang kemudian mendarah daging di tiap anak punk, berpengaruh pada cara menyambung hidupnya yang tidak mau terikat, seperti masuk menjadi karyawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com