Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Dinilai Berhasil Kelola Sampah

Kompas.com - 05/10/2011, 10:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama empat tahun kepemimpinan Fauzi Bowo-Prijanto telah banyak membawa kemajuan dan prestasi membanggakan bagi Kota Jakarta. Salah satunya, memfokuskan pengolahan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi warga Jakarta dengan mengolah sampah menjadi listrik, kompos, dan barang bernilai ekonomis tinggi.

Pengolahan sampah yang berhasil mengurangi nilai residu sampah ini dilakukan melalui pengembangan Intermediate Treatment Facility (ITF) dan Sentra 3R (reuse, reduce, and recycle). Kedua langkah ini mendapat apresiasi dari banyak kalangan termasuk dunia internasional. Atas keberhasilannya itu, tak jarang Gubernur DKI Fauzi Bowo diminta untuk mempresentasikannya di berbagai seminar internasional terkait lingkungan hidup.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, menilai, selama empat tahun kepemimpinan Fauzi Bowo-Prijanto, Pemprov DKI berhasil dalam meningkatkan pengolahan sampah terpadu, baik melalui tempat pengolahan sampah terpadu yang disediakan Pemprov DKI maupun pengolahan sampah yang melibatkan masyarakat.

“Buktinya, residu sampah yang dihasilkan pun bisa berkurang. Tidak hanya itu, sampah bisa langsung ditangani di dalam kota, tanpa harus dikirim ke Bantar Gebang. Akibatnya, mengurangi beban arus lalu lintas ke Bekasi dan menghemat biaya bahan bakar,” ujar Dwi, Selasa (4/10/2011).

Untuk itu, dirinya berharap, pola penanganan sampah terpadu melalui ITF dapat direalisasikan dengan segera membangun dua ITF lainnya yang masih dalam tahap perencanaan kemudian membangun sentra-sentra 3R di lima wilayah kotamadya agar semakin meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan 3R untuk sampah domestik rumah tangga.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Eko Bharuna mengatakan, pihaknya juga mulai memfokuskan pengolahan sampah di dalam kota untuk mempercepat pengolahan sampah dan mengurangi volume sampah ke TPST Bantar Gebang.

“Membangun pengolahan sampah dalam kota melalui tiga unit ITF di dalam kota, yakni ITF Cakung Cilincing, ITF Marunda, dan ITF Sunter yang merupakan amanat RPJMD 2007-2012,” katanya.

ITF Cakung Cilincing, ujarnya, diperluas dari awalnya hanya 4,5 hektar menjadi seluas 7,5 hektar. Diharapkan, ketika beroperasi penuh pada tahun 2012 mampu mengolah sampah sebanyak 1.300 ton per hari. Sampah itu diolah menjadi kompos, bahan bakar pembangkit listrik berkapasitas 4,95 MW atau menghasilkan bahan bakar gas (BBG) sebesar 445.699 MMBTU. ITF Cakung Cilincing menerapkan teknologi mechanical biological treatment (MBT).

Namun, proses pembangunannya dilakukan secara bertahap, yaitu per 1 Agustus 2011 sudah beroperasi mengolah sampah 450 ton per hari menjadi kompos. Per 1 Januari 2012 beroperasi mengolah sampah 600 ton per hari dengan teknologi MBT. Sampah tersebut diolah menjadi BBG per listrik, produk daur ulang dan kompos. Per 1 Juli 2012 beroperasi mengolah sampah 1.300 ton per hari dengan teknologi MBT. Sampah tersebut diolah menjadi BBG per listrik, produk daur ulang dan kompos.

Lalu, ITF Sunter yang berdiri di atas lahan 3,5 hektar direncanakan mampu mengolah sampah sebanyak 1.200 ton per hari dengan teknologi waste to energy. Saat ini, ITF Sunter beroperasi sebagai fasilitas pemadatan sampah Stasiun Peralihan Antara Sunter (SPA Sunter).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com