Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasyim Muzadi: Pembubaran FPI Belum Tentu Efektif

Kompas.com - 15/02/2012, 19:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi menilai pembubaran Front Pembela Islam belum tentu efektif. Sebab, menurut Hasyim, yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS), atas nama kebebasan saat ini, sangat mudah bagi kelompok masyarakat, termasuk FPI, membuat organisasi baru.

"Bagaimana kalau berpindah nama dengan FPU, Front Pembela Umat, misalnya, dan Habib Rizieq sebagai rais am sebagai ganti istilah ketua umum? Apa bisa dihalangi?" ucapnya, di Jakarta, Rabu (15/2/2012).

Menurut Hasyim, kebebasan yang ada saat ini merupakan konsekuensi dari demokrasi liberal yang dianut Indonesia. "Kalau demokrasi kita yang disalahkan, bukankah sistem sekarang juga hasil konsepsi dari neolib, neokom, dan para cerdik pandai kita?" ujarnya.

Lebih lanjut Hasyim mengatakan, apabila rencana pembubaran FPI melalui perbaikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, sebaiknya juga sekalian pembubaran terhadap organisasi yang menjadi kepanjangan dan kepentingan asing di Indonesia. Termasuk organisasi yang bekerja di bidang ideologi, politik, ekonomi, ataupun budaya karena orientasi asing ini yang merusak NKRI.

"Kita perlu kerja sama dengan asing untuk kepentingan Indonesia, bukan menyetorkan NKRI ke asing," tuturnya.

Ia mengatakan, organisasi proasing lebih pintar mengambil tema-tema kemanusiaan dan demokrasi daripada FPI yang kasar dan sering kali tidak taktis. Meski demikian, lanjut Hasyim, FPI jelas NKRI-nya, sementara organisasi transnasional dalam jangka panjang justru membahayakan Indonesia.

Ia menyarankan agar FPI memperbaiki diri dengan menghindari kekerasan. Kalaupun FPI mau meninggalkan kekerasan, kata Hasyim, tidak berarti Indonesia bebas kekerasan karena kekerasan di Indonesia lebih banyak disebabkan karena ketidakadilan, hilangnya keteladanan, dan penyalahgunaan kekuasaan serta jahatnya kapitalisme.

"Semua akan terbuka di hadapan rakyat manakala FPI lebih pintar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com