Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Perampokan Emas di Ciputat

Kompas.com - 25/02/2012, 05:58 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keramaian di sekitar Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, tidak berkurang meskipun sebagian penghuni pasar telah beranjak menuju masjid untuk menunaikan sholat Jumat (24/2/2012). Keramaian tersebut baru terhenti beberapa saat setelah suara rentetan tembakan mengagetkan pedagang dan pembeli maupun orang yang melintas di sekitar pasar tradisional yang dikelola oleh PD Pasar Jaya itu.

Peristiwa berawal dari kedatangan empat sepeda motor yang membawa delapan orang pria. Mereka memasuki Jalan Arya Putra dan memarkir motor-motor tersebut di depan sebuah kios pulsa yang terletak di seberang pasar. Tujuh manusia berjaket gelap itu lantas berjalan dengan santai ke arah pasar sambil menenteng senjata api jenis pistol. Sementara itu seorang anggota lainnya yang bertubuh paling kecil ditinggalkan untuk menunggui kendaraan.

Orang-orang yang berada di sekitar jalan yang dilalui mereka langsung terdiam dan menyingkir dalam ketakutan. Tak terkecuali Aris dan Etik, dua pedagang sayur di lorong pemisah dua blok lantai dasar Pasar Ciputat.

"Saya langsung menyingkir dan melihat dari jauh begitu mereka lewat," kata Etik kepada wartawan. "Semuanya pakai helm dan jaket, kecuali satu orang," sambung Aris.

Mereka lantas masuk ke area toko emas dari dua pintu yang berada di dua sisi blok AK. Tak satu pun yang berani bersuara melihat kehadiran mereka, tak terkecuali Santoso, pemilik Toko Mas Subur Jaya, dan Djan, pemilik Toko Mas Sinar Abadi. Keduanya hanya menyaksikan aksi ketujuh orang bersenjata itu memecahkan etalase yang memajang emas-emas dan menggasak dagangan mereka.

"Enggak diambil semua," kata Santoso. Ahmad, salah seorang petugas keamanan pasar menuturkan, komplotan itu melakukan aksinya dengan tenang seakan-akan hanya mereka sendiri yang sedang berada di lokasi itu. Padahal, puluhan pasang mata yang ketakutan sedang memperhatikan aksi mereka dalam diam. Apalagi beberapa anggota komplotan sempat mengumbar tembakan.

Salah seorang di antara mereka menembakkan peluru untuk memecahkan etalase. Serpihan kaca yang pecah akibat tembakan tersebut menyebabkan tangan Santoso terluka. Dua toko emas lainnya ikut menjadi sasaran mereka, yaitu Toko Dua Empat dan Toko Ciputat Jaya. Setelah mengisi dua tas ransel mereka dengan emas hasil rampokan, mereka pun melengos pergi dengan santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Saat keluar dari area pasar menuju lokasi parkir motor, sejumlah warga yang geram sempat melempari komplotan pria berbadan tegap itu dengan batu dan benda lain. Dengan tenang empat di antaranya langsung berbalik dan menembak ke atas. Warga di sekitar lokasi pun langsung berlarian mencari perlindungan, tak terkecuali dua tukang ojek yang sebelumnya sempat mencengkeram anggota komplotan yang ditugasi menunggui kendaraan.

"Begitu dengar bunyi tembakan, saya langsung lari ke dalam Kantor Pegadaian dan sembunyi di dalam," kata Andy, salah seorang pengojek. Setelah kembali mengumbar tembakan, mereka langsung menaiki mobil dan memacu kendaraan ke arah Kedaung. Salah satu sepeda motor ternyata tidak bisa dihidupkan. Sementara satu motor lainnya terjatuh setelah berjalan beberapa meter. Empat perampok itu langsung meninggalkan kedua motor tersebut.

Salah seorang di antara mereka sempat menaiki motor lainnya untuk dibonceng bertiga. Naas bagi IH, pengemudi angkot D-12 jurusan Ciputat-BSD. Setelah mencapai tujuan akhir di Pasar Ciputat, ia memutar balik angkotnya di depan Kantor Pegadaian untuk mengetem dan menunggu penumpang ke arah BSD. Di saat bersamaan datanglah tiga anggota komplotan perampok yang langsung menodongkan senjata ke arahnya. Ketiganya lantas melompat masuk ke dalam angkot.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com