Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Beda, Lagi-lagi Demokrat Jeblok

Kompas.com - 06/02/2013, 18:14 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lagi-lagi elektabilitas Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terpotret jeblok dalam survei. Kali ini, hasil tersebut berdasarkan survei yang digelar Pusat Data Bersatu (PDB) pada 3-18 Januari 2013.

"Elektabilitas (partai) tak jauh berbeda dengan survei sebelumnya," kata Ketua Lembaga Survei PDB Didik Rachbini dalam acara Dinamika Baru Bursa Capres 2014 di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (6/2/2013). Partai Golkar dan PDI-P bersama-sama memimpin perolehan suara, sementara Partai Demokrat kembali jeblok.

Survei PDB menggunakan rentang kesalahan plus-minus 2,8 persen, menjaring 1.200 responden berusia minimal 17 tahun dari 30 provinsi. Menggunakan pertanyaan apa partai politik yang diinginkan pada Pemilu 2014, Partai Golkar dan PDI-P sama-sama mendapatkan 14 persen suara responden.

Elektabilitas Partai Demokrat kembali jeblok di survei ini meski sedikit lebih baik dari perolehan suara dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Partai Demokrat mendapatkan 9,9 persen suara di survei PDB, masih saja kurang dari separuh suara Pemilu 2009.

Didik mengatakan, Partai Golkar dan PDI-P dinilai sebagai partai yang stabil dalam dunia politik. Kedua partai ini pun telah dikenal masyarakat sejak lama. Sementara turunnya posisi Demokrat ditengarai juga karena sejumlah kadernya tersandung kasus korupsi.

Menempel ketat Partai Demokrat, Partai Gerindra menempati peringkat keempat survei dengan 8,7 persen suara. Menyusul PKB mendapatkan 6,7 persen, Partai Nasdem 5,5 persen, PAN 4,5 persen, dan PPP 3,4 persen. PKS juga terpetakan jeblok dengan 2,9 persen pilihan responden dan Partai Hanura kembali di posisi buncit dengan 0,5 persen.

Bila survei SMRC mendapatkan lebih dari 30 persen responden belum menentukan pilihan, survei PDB hanya mencatat 13,6 persen responden yang menyatakan belum tahu akan memilih partai apa pada Pemilu 2014. "Yang (menjawab) masih rahasia, 11,4 persen, golput 3,6 persen," papar Didik.

Berita terkait dapat pula dibaca dalam topik Demokrat "Terjun" Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com