Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabuk di Pesta Ulang Tahun, ABG Dicabuli di Pulogadung

Kompas.com - 22/07/2013, 19:14 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jakarta Timur berinisial AW (16) menjadi korban pencabulan setelah mengikuti pesta ulang tahun temannya di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (20/7/2013) sekitar pukul 23.00 WIB.

Dua orang pelaku, yakni RA (17) dan FI (21), mengaku mencabuli anak baru gede (ABG) tersebut di sebuah bale-bale dekat lapangan basket dekat lokasi pesta. RA menuturkan, awalnya ia hendak mendatangi lokasi tersebut untuk mengambil motor milik ayahnya, yang digunakan adiknya di pesta ulang tahun itu. Sesampainya di lokasi, RA melihat korban dan teman-temannya sudah ramai berkumpul.

"Saya mau ambil motor di adik saya soalnya bapak saya mau dagang kelapa, mau pakai motor. Di sana saya lihat pada minum semua. Adik saya cuma ngerokok doang," kata RA di Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (22/7/2013).

RA mengaku melihat korban dan teman-temannya meminum minuman ginseng yang dicampur dengan sebuah pil. RA dan korban tidak saling kenal, tetapi tinggal dalam satu lingkungan kompleks perumahan yang sama.

Setelah itu, peserta pesta yang "nongkrong" di lapangan basket itu pergi satu per satu. RA hanya melihat korban yang sudah dalam keadaan mabuk. "Dia ke kamar mandi terus muntah-muntah," kata RA.

Kepada korban, RA menanyakan apakah korban akan pulang dan akan menumpang kendaraan apa. Korban menjawab menolak untuk pulang. Setelah itu, kata RA, korban tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang. "Saya bilang, 'Ngapain lu?'," ujar RA.

Ia kembali menanyakan kepada korban apakah ingin pulang untuk tidur atau diantarkan. Korban menjawab memilih tidur. Pelaku kemudian membawa korban menuju sebuah bale-bale dekat lapangan basket itu.

Sesampainya di sana, korban tertidur di pangkuan pelaku. Saat itu, muncul niat bejat RA untuk melakukan tindak asusila terhadap korban. RA meraba-raba korban, tetapi ia urung melakukan hal lain karena korban sedang datang bulan.

Pelaku kemudian meninggalkan korban untuk mencarikan air hangat dan membeli roti. Sekembalinya, RA terkejut karena melihat FI, yang juga ikut "nongkrong" dalam pesta itu, sudah berada di bale-bale bersama korban. Menurutnya, FI turut melakukan tindak asusila kepada korban.

Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resort Metro Jakarta Timur Komisaris Didik Haryadi mengatakan, kedua pelaku sama-sama melakukan pelecehan terhadap korban meskipun keduanya tak melakukan hubungan intim dengan korban. Kedua pelaku kemudian meninggalkan korban sendirian di lokasi tersebut.

Tak lama kemudian, anggota Polsek Metro Pulogadung yang sedang melakukan patroli menemukan korban dalam keadaan tidak sadarkan diri di lokasi. "Korban sadarkan diri setelah di RS Polri Kramatjati. Sebelumnya sempat dibawa ke RS Persahabatan, tetapi dirujuk ke RS Polri," ujar Didik.

Setelah korban sadar, polisi menanyakan identitas dan kejadian apa yang menimpa korban. Berdasarkan keterangan korban, polisi kemudian memburu dua pelaku dan membawa mereka pada Minggu (21/7/2013).

Keluarga korban merasa terpukul, dan korban mengalami trauma atas kejadian tersebut. Para pelaku diancam dengan Pasal 82 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com