Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudinhub Jakbar Jauh dari Ideal

Kompas.com - 25/07/2013, 19:10 WIB
Windoro Adi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com — Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat hanya memiliki 90 petugas lapangan. Menurut Kasi Operasi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Hub Jakbar, Imam Slamet, pihaknya seharusnya didukung oleh setidaknya 700 petugas lapangan.

"Idealnya, setiap persimpangan yang rawan macet, dijaga minimal dua petugas. Setelah kami survey, kami membutuhkan 700 personel. Dengan jumlah personel yang ada sekarang, memang kurang tampak kinerja para petugas lapangan," tutur Imam, Kamis (25/7/2013).

Jika ada 700 personel, lanjutnya, lalu lintas di setiap persimpangan dan sejumlah titik rawan macet, bisa dikendalikan oleh masing-masing dua petugas, baik pada waktu pagi maupun sore. Dengan kondisi saat ini, Sudinhub Jakbar bekerja dengan menggunakan sistem dua shift, yaitu 45 orang bertugas pagi dan 45 orang lainnya bertugas sore.

"Sulit mengatasi kebiasaan buruk para sopir angkot yang suka ngetem (berhenti untuk mengambil penumpang) di sudut-sudut persimpangan. Diusir sana, ngetem sini tak jauh dari lokasi semula. Belum lagi tugas personel mengamankan jalur busway. Dijaga di depan, masuk lewat pinggir karena separator jalur, rendah. Sekarang bukan cuma sepeda motor yang begitu. Mobil juga ikut-ikutan," papar Imam.

Selain itu, Imam juga mengatakan bahwa pihaknya menahan empat metromini karena surat KIR dan izin usahanya sudah kedaluwarsa. Menurutnya, satu metromini ditahan pada Rabu (24/7/2013), tiga metromini lainnya ditahan pada Kamis (25/7/2013).

"Dua metromini kami tahan dari Terminal Kalideres. Yang satu nomor 80 jurusan Kalideres - Jembatan Lima, yang satu lagi nomor 84 jurusan Kalideres-Muara Angke. Satu metromini nomor 80 (Grogol - Jembatan Lima) kami tahan saat berada di Terminal Grogol," jelasnya.

"Kami akan percepat prosesnya. Di sisi lain, kami akan perketat kelengkapan surat-surat dengan meningkatkan jumlah operasi tertib," tegas Imam.

Ia memperkirakan, setengah dari jumlah metromini di Jakbar bermasalah soal kelengkapan surat kendaraan. Mengenai perilaku sopir metromini, Imam mengatakan, "Masih sekitar 65 persen ugal-ugalan".

Sementara itu, seorang sopir yang metromininya ditahan, Suswanto (45), mengakui, surat-surat metromini nomor 80 yang ia bawa sudah kedaluwarsa.

"Pengemudi enggak ngurusin surat-surat. Tinggal nyopir aja. Yang urus yang punya metromini," tukas Suswanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com