Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga yang Digusur dari Waduk Pluit Merasa Dikhianati

Kompas.com - 26/08/2013, 17:21 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga RT 19 RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, merasa telah dikhianati karena mereka digusur dari tempat tinggal mereka pada Jumat (23/8/2013). Di satu sisi, ada warga yang menolak pembongkaran, tetapi ada warga lain yang telah menerima uang ganti rugi.

"Kita dikhianati, padahal awalnya sudah dibilang digusurnya masih dua tahun lagi. Ternyata ada yang sebagian sudah dapat uang ganti ruginya," ujar Adi (15), salah satu warga yang rumahnya ikut digusur, Senin, (26/8/2013).

Informasi yang dihimpun Kompas.com, sebagian warga sudah mendapatkan uang ganti rugi sesuai dengan bangunan rumah yang mereka tempati. "Ganti ruginya bukan dari ukuran luas tanahnya tapi dari jenis bangunannya, soalnya kan yang dipakai tanah pemerintah," ujar Daeng Ngalle (57), salah satu tokoh masyarakat setempat.

Menurut Daeng, warga juga sudah diberi surat peringatan untuk membongkar rumahnya sendiri dan diberi masa tenggang selama 3 hari. Namun, ada sebagian warga yang tidak menuruti surat peringatan tersebut, sehingga rumah mereka dibongkar secara paksa oleh satuan polisi pamong praja pada hari Jumat pekan lalu.

Penggusuran itu dilakukan oleh sekitar 1.100 personel satpol PP, aparat kepolisian, dan TNI. Penggusuran dilakukan terhadap 60 kepala keluarga di RT 19 RW 17, Kelurahan Penjaringan, yang terletak di sisi barat waduk Pluit.

Aksi penggusuran tersebut ditolak warga karena sebagian besar warga menginginkan agar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memenuhi janji. Sebelumnya, Jokowi pernah menyatakan tidak akan melakukan penggusuran sampai ada kepastian seluruh warga memperoleh tempat tinggal baru.

Dalam aksi penggusuran tersebut, puluhan warga mengalami tindak kekerasan, antara lain pemukulan, tendangan, dan penyeretan. Beberapa ibu mengeluh tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya saat penggusuran karena rumah mereka langsung dirusak oleh alat berat (backhoe). Ada juga ibu-ibu yang sedang menyusui ditarik secara paksa oleh satpol PP. Dengan kejadian tindak kekerasan itu, anak-anak mengalami ketakutan dan trauma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com