Menurut Basuki, dua siswa SMP itu sudah bersekolah sejak Rabu (28/8/2013) kemarin. Keduanya juga mendapatkan Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), seragam, dan buku pelajaran.
"Anak kembar yang diberitakan Kompas.com juga sudah mulai masuk sekolah lagi," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Basuki mengaku kecewa dengan kinerja bawahannya yang sampai lengah membiarkan hal itu terjadi. Seharusnya, RT-RW, lurah, camat, Dinas Pendidikan, hingga anggota PKK setempat dapat melaporkan dan segera mengurus permasalahan itu hingga selesai.
"Masak yang kayak begini harus saya yang temui juga. Semestinya semua bisa bergerak dong," tegas Basuki.
Oleh karena itu, ia meminta bantuan kepada staf pribadinya, Nathanael, yang juga koordinator Ahok Center, untuk mengurusi permasalahan itu, mulai dari meninjau lokasi rumah anak kembar itu hingga mengurusi sekolah.
Si kembar Dina dan Diki yang putus sekolah itu adalah anak dari Rosidah (41), yang memiliki kartu keluarga Jakarta Selatan benomor 3174050601093123. Dalam kartu keluarga tertanggal 17 Desember 2012 itu, kepala keluarga mereka bernama Eko Waluyo.
Rosidah sudah lama berpisah dengan suaminya dan kini bekerja serabutan. Anak paling tua Rosidah putus sekolah kemudian membantu kakek dan neneknya berjualan ikan di Jepara.
"Sekarang si kembar sudah dua tahun putus sekolah. Mereka masih pengin sekolah. Saya tidak tahu harus cari bantuan di mana," kata Rosidah.
Warga RT 08 RW 04 Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini mengatakan, anak kembarnya sempat mengikuti orientasi sekolah di SMP Al Ikhlas, salah satu sekolah swasta. Saat itu, mereka mendapat keringanan berupa dua kali mencicil biaya masuk sekolah sebesar Rp 1 juta. Namun, kata Rosidah, dia tak sanggup memenuhi keperluan perlengkapan sekolah untuk kedua anaknya itu, bahkan untuk biaya hidup sehari-hari pun sudah berat.
Sebagai buruh cuci, dia mengaku hanya mendapat upah harian Rp 25.000 di lingkungan tempatnya tinggal. Sekarang, lanjut Rosidah, Dina dan Diki juga ikut bekerja serabutan dengan menjadi penjaga penyewaan PlayStation di dekat rumah mereka. Dia berharap kedua anaknya ini masih bisa melanjutkan sekolah, setidaknya sampai tamat SMP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.