"Saya melihat kondisi jenazah bapak yang senyum dan kelihatannya bahagia sekali, makanya kami ikhlas," kata anak sulung Sukardi, Dita Kardika, di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (11/9/2013) dini hari. Dia mengaku sempat tidak terima dengan kematian ayahnya, tetapi kemudian dapat mengikhlaskannya setelah mendapat penjelasan dan melihat kondisi jenazah itu.
Sukardi tewas ditembak orang tak dikenal di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (10/9/2013) malam. Saat ditembak, dia tengah mengawal iring-iringan truk.
Istri Sukardi, Tirta Sari, terlihat tegar selama berada di rumah sakit. Kepada anak-anaknya, dia terlihat terus mengajak mereka bersabar dan memperbanyak istigfar. "Sabar ya nak. Istigfar," kata dia beberapa kali, terutama kepada anak keduanya yang terlihat paling syok dengan kepergian sang ayah.
Kepada wartawan di rumah sakit itu, Sari mengatakan, Sukardi adalah kepala rumah tangga yang baik dan bijaksana. Dia pun meminta siapa pun yang pernah mengenal Sukardi untuk memaafkannya bila ada kesalahan yang pernah dibuat.
Saat ini jenazah Sukardi masih berada di rumah duka di Asrama Satuan Musik Polri, Cipinang Baru, Kelurahan Cipinang, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Hasil otopsi mendapatkan empat luka tembak dan tiga proyektil peluru di jasad Sukardi.
Luka itu terdapat di dada, bahu, perut, dan tangan kirinya. "Peluru yang ditembak ke dada dan bahu bersarang di punggung. Peluru yang ditembak di perut bersarang di pantat korban," kata Kepala Bidang Analisa Kimia Biologi Forensik Pusdokes Polri, Kombes Slamet Hartoyo.
Rencananya, Sukardi akan dimakamkan di kawasan Rawamangun. Kepastian waktu pemakaman masih menanti kedatangan kerabat almarhum dari kampung halaman di Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.