Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Olah TKP, Museum Nasional Tetap Dibuka

Kompas.com - 12/09/2013, 15:38 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Hilangnya empat artefak yang terbuat dari emas rupanya tak memengaruhi aktivitas rutin di Museum Nasional Republik Indonesia (RI) atau sering disebut Museum Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2013). Pihak pengelola memilih untuk tetap memberi kesempatan kepada pengunjung agar bisa melihat benda-benda peninggalan bersejarah di lokasi tersebut.

Sejumlah pengunjung yang didominasi turis asing masih terlihat lalu lalang menikmati beragam koleksi benda-benda peninggalan di lokasi tersebut, di tengah upaya kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Tidak ada peringatan atau pun garis polisi yang di pasang di dalam dan luar museum. Hanya saja, pihak keamanan musium terlihat memenuhi lobi utama museum untuk berjaga-jaga agar para pewarta yang hendak meliput tidak naik ke lantai dua.

Seorang pengunjung mengaku baru mengetahui bahwa sejumlah koleksi di museum tersebut telah hilang. "Saya tidak tahu. Baru tahu karena banyak media di sini. Di seluruh penjuru dunia memang sering terjadi hal seperti ini," kata Ventzeslav Sabev, pengunjung asal Bulgaria, Kamis (12/9/2013).

Sebelumnya diberitakan, sebanyak empat artefak emas yang berada di lokasi museum tersebut hilang. Belum diketahui pasti sejak kapan benda koleksi itu raib dari tempatnya.

"Ada empat artefak emas yang hilang," ujar Kanit Reskrim Polsek Gambir, Kompol Joko Waluyo ketika dihubungi oleh wartawan di museum nasional.

Menurut Joko pihak museum nasional baru akan memberikan konferensi pers pada pukul 16.00 wib. "Nanti ada konferensi pers dengan dirjen. Pihak museum belum laporan jadi kami belum tahu," tuntasnya.

Sementara itu, menurut keterangan dari seorang petugas kebersihan yang tidak ingin disebutkan namanya bahwa artefak emas itu disimpan lantai 2 dan lantai 4.

Kalau artefak dilantai 2 adalah tempat penyimpanan artefak emas yang berukuran kecil, sedangkan lantai 4 tempat penyimpanan artefak dengan ukuran besar.

"Ruang artefak yang lantai dua itu nama gedungnya ruang emas yang menyimpan artefak emas," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com