Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Punya Batasan Ambil Cuti Kampanye

Kompas.com - 17/09/2013, 18:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bebas kapan saja menggunakan hak cutinya. Ia juga tidak memiliki batasan untuk mengambil cuti.

"Cuti gubernur itu kapan saja beliau menggunakan haknya. Tidak ada batasan, selama beliau mengajukan," ujar Kepala Bidang Pengembangan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Chaidir kepada Kompas.com, di Balaikota Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Sesuai Ketentuan Pasal 47 Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan KPU Nomor 69 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilu Daerah dan Kepala Daerah, gubernur boleh mengambil cuti. Ini pun berlaku untuk Gubernur Jokowi yang hendak berkampanye. Dia bisa mengambil cuti kapan pun dia mau.

Chaidir menjelaskan, seorang kepala daerah dapat melakukan kampanye di luar jabatannya, tetapi diharuskan terlebih dahulu mengajukan surat izin kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Surat izin itu sudah harus diserahkan kepada Mendagri minimal dua hari sebelum hari pelaksanaan kampanye. Bahkan apabila keadaan mendesak, pada H-1 surat itu masih bisa diserahkan kepada Mendagri.

Intinya, harus tetap melapor ke Mendagri sebelum melaksanakan kampanye. Kendati demikian, Chaidir mengatakan, jangan sampai izin kepala daerah untuk kampanye baru dilaksanakan pada hari kampanye itu juga.

Selama lima kali mengambil cuti dan menjadi juru kampanye cagub-cawagub di beberapa wilayah Indonesia, menurutnya, Jokowi belum pernah mendapat teguran dari Mendagri. Sebab, ia selalu minta izin sebelum melaksanakan kampanye.

"Selama ini, Pak Jokowi selalu mengajukan usulan cuti ke Mendagri. Sabtu dan Minggu, Pak Gubernur tetap harus ambil cuti. Tapi, beliau tidak pernah mendapat teguran," kata Chaidir.

Chaidir kemudian menjelaskan, pihak Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH dan KLN) melalui TU Gubernur membuat surat izin cuti gubernur kepada Kementerian Dalam Negeri. Surat itu juga ditembuskan kepada BKD DKI dan Biro Tata Pemerintahan DKI.

BKD DKI-lah yang menentukan pelaksana harian (Plh) pengganti sementara posisi jabatan kosong. Secara otomatis, apabila gubernur mengambil cuti, maka wakil gubernur-lah yang menjadi Plh gubernur.

Untuk diketahui, Jokowi pernah menjadi juru kampanye pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur di beberapa wilayah Indonesia. Pada 16-17 Februari 2013 lalu, ia menjadi juru kampanye pasangan cagub-cawagub Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki. Pada 2 Maret 2013 lalu, Jokowi menjadi juru kampanye pemenangan pasangan cagub-cawagub Sumatera Utara, Effendi Simbolon-Djumiran Abdi.

Kemudian pada 5 Mei 2013, Jokowi menjadi juru kampanye pada Pilkada Bali, Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan. Jokowi juga pernah membantu kampanye pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko di Pilkada Jawa Tengah pada 11 Mei 2013 lalu.

Baru-baru ini, Jokowi membantu pasangan cagub-cawagub Jawa Timur, Bambang DH-Said Abdullah, pada 24 Agustus 2013 lalu. Jokowi yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu juga pernah membantu calon wali kota Tangerang, Deddy Gumelar atau Miing, beberapa waktu lalu.

Namun, menurut Chaidir, Jokowi tidak perlu mengajukan cuti. Sebab, sifatnya hanya mendampingi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Megapolitan
Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Megapolitan
Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Megapolitan
Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Dijanjikan Catering dan Dekorasi Rp 20 Juta

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Dijanjikan Catering dan Dekorasi Rp 20 Juta

Megapolitan
Polisi Berencana Periksa Seluruh Kru Band Virgoun Soal Kasus Narkoba

Polisi Berencana Periksa Seluruh Kru Band Virgoun Soal Kasus Narkoba

Megapolitan
Remaja di Duren Sawit Naik Pitam, Tusuk Ayah Kandung hingga Tewas karena Sakit Hati Dituduh Mencuri

Remaja di Duren Sawit Naik Pitam, Tusuk Ayah Kandung hingga Tewas karena Sakit Hati Dituduh Mencuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com