Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nur Mahmudi: Produksi Pangan Saja Tidak Cukup!

Kompas.com - 02/11/2013, 07:54 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Gerakan dan strategi menuju diversifikasi dan kemandirian pangan Nasional hendaknya tidak sebatas pada tataran konsepsi, melainkan perlu diimplementasikan secara bersama dengan tujuan utama kesejahteraan rakyat. Demikian disampaikan Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, kepada Kompas.com, Jumat (1/11/2013), usai menjalani prosesi Penilaian Calon Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2013 untuk Kategori Pembina Ketahanan Pangan.

"Sebuah konsep akan efektif berjalan jika disertai dengan gerakan dan strategi. Ini dimulai dari masyarakat perkotaan yang harus menjadi model penerapan dan menjamin konsumsi pangan non padi. Gerakan konsumsi pangan non-padi oleh masyarakat perkotaan akan berdampak luas terhadap perubahan mind set dan pola makan masyarakat," papar Nur Mahmudi.

Untuk bisa mandiri, lanjut dia, perubahan mind set dan pola konsumsi harus diubah, yaitu bahwa tersedia pangan lokal alternatif yang sehat, berserat sekaligus mengenyangkan yang bisa menjadi pilihan selain beras sebagai makanan utama.

"Oleh karena itu, ekspektasi saya kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian, harus lebih gencar lagi melakukan sosialisasi dan kampanye perubahan pola pikir dan pandangan mengenai produk dan komoditas pangan nasional yang lebih sehat dan memberdayakan," lanjut Nur Mahmudi.

Caranya, pemerintah harus menjamin subsidi pupuk, pengadaan benih, program pengolahan melalui teknologi pertanian yang dapat menstimulasi pertambahan produksi pangan yang berkualitas, serta menjamin tata niaga pangan lokal alternatif.

"Saya mengusulkan kepada Menteri Pertanian, bantuan subsidi tidak dialokasikan ke Badan Usaha Logistik, tetapi harus langsung ke daerah-daerah yang sudah mengimplementasikan diversifikasi pangan supaya lebih berdaya," urai Nur Mahmudi.

Tanpa beras

Menurut Nur Mahmudi, ketahanan pangan bukan berarti kecukupan produksi pangan. Melainkan kepastian terjaminnya seluruh rantai produksi, distribusi dan akses pangan, penganekaragaman dan keamanan pangan serta penanganan kerawanan pangan.

Kota Depok sendiri, lanjut Nur Mahmudi, sudah melakukan diversifikasi melalui Gerakan Sehari Tanpa Beras (One Day No Rice) sejak 2011 lalu. Ini merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif Kota Depok dalam mendukung Gerakan Diversifikasi Pangan serta upaya akselerasi Kemandirian Pangan. Menurutnya, gerakan ini merupakan tindak lanjut Kebijakan Percepatan Pengangekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Berbasis Pangan Lokal.

"Selama dua tahun usia gerakan One Day No Rice ini, konsumsi beras di Kota Depok menurun 3,9 persen menjadi 253 gram per kapita per hari dari sebelumnya 260 gram per kapita per hari. Pada saat bersamaan konsumsi pangan alternatif seperti jagung dan umbi-umbian justru meningkat," ujar Nur Mahmudi.

Nur Mahmudi menjelaskan, terdapat alternatif pola konsumsi yang dapat didopsi masyarakat dalam Gerakan Sehari Tanpa Beras ini. Pola pertama adalah 1:7 yakni sehari makan pangan alternatif non nasi beras dalam seminggu. Pola kedua 1:2 artinya satu kali makan nasi beras dan dua kali makan pangan lokal non nasi beras.

"Jika pola 1:2 yang diadopsi secara suka rela, maka Indonesia akan memiliki cadangan pangan sebesar 22 juta ton beras padi atau ekuivalen dengan Rp 161 triliun dalam setahun. Indonesia tidak perlu impor beras lagi, bahkan mampu menjadi negara surplus beras, sehingga dapat diperdagangkan secara internasional," jelas Nur Mahmudi.

Penulisan artikel ini didukung kerjasama dengan Pemerintah Kota Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com