Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romantisme di Tanggul Kanal Banjir Timur

Kompas.com - 02/11/2013, 15:24 WIB

Oleh: Susi Ivvaty, Ingki Rinaldi

Malam itu, penjual CD/VCD/DVD sepertinya mengerti bahwa tikar-tikar di depannya diduduki oleh wajah-wajah dewasa, kira-kira berusia 35 tahun ke atas. Udara dingin, kopi tubruk, dan jagung bakar menjadi pas ditemani oleh lagu-lagu lawas Iwan. Penjual cakram kompak itu membawa para ”tamu” Kanal Banjir Timur (KBT) kembali ke masa lalu.

Biar tahu biar rasa/
Maka tersenyumlah kasih/

Tetap langkah jangan hentikan/
Cinta ini milik kita//

Kali ini, lagu Iwan yang berjudul ”Buku Ini Aku Pinjam” itu mengalun. Mungkin berlebihan kalau dikatakan malam itu suasana mendadak romantis. Namun, itulah yang terjadi. Memang romantis.

Tanggul ”sungai baru” yang dibangun untuk mengendalikan banjir di kawasan timur dan utara Jakarta itu, khususnya di ruas Cipinang hingga Pondok Bambu, malam itu sangat riuh.

Hampir tidak ada lahan kosong di pinggir kanal yang menyodet lima sungai di Jakarta Timur (Sungai Cipinang, Cakung, Sunter, Buaran, dan Jatikramat) itu. Lahan sepanjang sekitar 3 kilometer itu dimanfaatkan warga untuk berdagang, mulai dari bakso, sate, jagung bakar, hingga jaket kulit, handuk, pembungkus ponsel, dan mainan anak-anak.

Sepasang kekasih saling menyuapi mi goreng di lapak Bu Sumarni. Kemesraan yang sederhana, namun terasa asyik. Sehabis hujan, tidak terlalu banyak nyamuk yang mengganggu.

Sumarni terlihat sangat sibuk. Pedagang asal Tegal ini menjual teh poci, mi rebus/goreng, dan makanan hangat lain. ”Makin malam makin ramai, Mbak, apalagi malam Minggu. Hari biasa saja bisa sampai jam satu dini hari,” katanya.

Di lapak lain, di sisi utara KBT yang berbatasan dengan Jalan Basuki Rahmat, tanah kosong untuk nongkrong lebih luas lagi. Jalan di inspeksi tanggul ini (seharusnya) bebas dari kendaraan bermotor dan dimanfaatkan untuk jalur sepeda atau tempat bermain. Sekelompok anak muda tidur-tiduran telentang memandang langit sambil bercerita. Sesekali mereka tertawa.

Joni, Adi, dan Koko memilih duduk di tikar yang menjorok ke sungai. Sambil minum kopi dan mengisap rokok, tiga pengawas Apartemen Kasablanka di Jalan Pahlawan Revolusi, Klender, itu asyik ngobrol.

”Kebetulan jam kerja kami bareng, jadi pulang kerja mampir dulu ke sini. Hiburan sederhana, ha-ha-ha,” kata Joni.

Di tempat lain

Tidak hanya di pinggir KBT, kehangatan serupa juga terasa di mulut Perumahan Puri Beta, Ciledug, Tangerang, yang kini menjadi semacam taman rekreasi. Di sana ada kolam renang, juga beberapa kedai beragam makanan. Namun, daya tarik utama adalah lahan berumput, rindang pepohonan, yang memang jadi barang langka di kawasan itu.

Pagi hari, khususnya di hari libur, banyak warga berolahraga atau sekadar berjalan-jalan bersama keluarga. Jajanan kaki lima seperti gayung bersambut ikut menyemarakkan suasana. Hiburan berupa komidi putar yang kerap kali hadir di sana juga membuat tempat itu makin kentara sebagai kawasan hiburan warga sekitar.

Sore sampai malam hari, para remaja yang datang dengan sepeda kayuh atau sepeda motor nongkrong dan bercengkerama di kawasan yang juga menjadi salah satu pusat penjualan onderdil dan pernak-pernik sepeda motor itu. Lalu lalang mereka bahkan sering membuat kemacetan lalu lintas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com