Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Pinus Elok Keluhkan Kebocoran

Kompas.com - 24/01/2014, 18:56 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Rumah Susun Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, mengeluhkan kebocoran di hunian mereka. Kebocoran itu bahkan terjadi sejak warga pindah ke sana.

Menurut Nuripah, warga blok B1 lantai 1, bocor yang terjadi di rumahnya meliputi kamar, ruang tamu, dan ruang belakang rumah. Dia mengatakan, kebocoran itu terjadi setiap hari. Air menetes dari plafon kamar meski tidak dalam keadaan hujan. Tidak diketahui dari mana air tersebut berasal.

"Airnya cuma netes, tapi sering. Enggak tahu datangnya dari mana. Kalau dilihat ke lantai atas enggak ada apa-apa," kata Nuripah ketika ditemui Kompas.com, Jumat (24/1/2013).

Lain halnya dengan yang dialami Maisaroh. Warga yang tinggal di Blok B1 lantai 5 itu mengatakan, di dalam rumahnya tidak terjadi kebocoran. Namun, tetesan air ada di beberapa sudut lorong depan rumah. Tetesan tersebut menimbulkan genangan kecil setiap hari.

Rusun Pinus Elok merupakan hunian yang diperuntukkan bagi korban gusuran normalisasi Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur. Rusun ini terdiri dari dua blok, Blok A dan B, yang terletak sedikit berjauhan, tetapi dalam kompleks yang sama. Di rusun Blok B, yang ditempati Nuripah dan Maisaroh, seluruh warganya merupakan mantan warga Waduk Ria Rio. Adapun di Blok A, ada juga yang dihuni oleh warga penggusuran Waduk Pluit.

Masalah kebocoran juga terjadi di Blok A. Karina, warga Blok A6 lantai 3, mengatakan, bocor menyebabkan dinding rusunnya menjadi dingin dan lembab. "Dindingnya jadi pada lembab karena bocor. Sudah dari awal masuk sudah seperti ini. Enggak tahu kenapa, apa karena pralon-nya bocor atau bangunan lama kali," kata Karina. Dia mengatakan, tetesan air yang terserap dinding itu juga membuat salah satu dinding menjadi berlumut dan tampak kotor.

Wati, warga Blok A5 lantai 4, merasakan kebocoran di dalam rumahnya. Tetesan air juga terjadi di lorong jalan di setiap lantai rusun yang berjumlah lima lantai tersebut.

Karina dan Wati mengakui persoalan tetesan air ini telah dilaporkan kepada pengelola rusun. Namun, belum ada perbaikan yang dilakukan meski mereka telah tinggal di sana selama kurang lebih empat bulan. Pengelola rusun hanya memberikan janji melakukan perbaikan tanpa memastikan waktu yang tepat untuk membenahi kerusakan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com