Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Tolak 150.000 Dollar AS, Lebih Baik Terima Bantuan Truk Sampah

Kompas.com - 30/01/2014, 23:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengimbau kepada perusahaan yang ingin membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan bantuan dalam bentuk barang yang berguna. Basuki menolak penyaluran bantuan corporate social responsibility (CSR) dalam bentuk uang.

"Tadi saya baru saja ditawari bantuan 150.000 dollar Amerika dari Taiwan, tapi kita tidak terima. Kalau mau, uangnya diberikan dalam bentuk truk sampah dan tulis sumbangan dari Taiwan," kata Basuki di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Kamis (30/1/2014).

Basuki mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta kekurangan persediaan truk sampah. Hal itu menjadi kendala serius karena sampah pascabanjir melonjak tajam. DPRD DKI Jakarta juga menolak pengajuan anggaran untuk membeli sebanyak 200 truk sampah baru. Padahal, warga sering mengeluhkan sampah-sampah yang menumpuk karena terlambat diangkut.

Keterbatasan truk sampah itu juga menyebabkan kinerja Dinas Kebersihan DKI Jakarta menjadi tidak optimal. Sebagian truk sampah yang dimiliki telah berusia lebih dari 15 hingga 20 tahun sehingga tidak lagi layak dioperasikan. "Makanya, kami harap ke depannya, bagi (perusahaan) yang mau memberikan bantuan CSR, bentuknya truk atau bus saja. Sekalian bisa berkeliling dan promosi merek juga kan," kata Basuki.

Pada akhir tahun 2013, Pemprov DKI Jakarta telah menambah 92 truk sampah baru. Truk sampah itu dibeli melalui e-purchasing Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Tahun ini, semua pengadaan barang DKI akan didaftarkan melalui e-catalog dan membeli melalui e-purchasing. Selain alat berat dan truk sampah, semua kendaraan dinas, bus sedang, bus transjakarta, alat tulis, hingga kertas akan dibeli melalui e-purchasing.

Hari ini, Pemprov DKI Jakarta telah menerima bantuan CSR senilai Rp 730 juta dari PT Bank Mandiri (Persero) untuk diserahkan kepada para korban banjir yang tersebar di wilayah Ibu Kota. Bantuan tersebut berupa 53 alat penjernih air dan 2.000 paket bahan pokok, obat-obatan, dan selimut.

Melalui bantuan tersebut, Basuki berharap perusahaan lain semakin tergerak untuk ikut membantu korban banjir dan berpartisipasi membangun Jakarta. Bantuan alat penjernih air tersebut merupakan produksi lokal dan tidak memerlukan listrik dalam prosesnya. Selain untuk tanggap darurat, alat itu juga akan digunakan oleh masyarakat di wilayah-wilayah yang masih mengalami kesulitan air bersih. Alat penjernih air itu ditempatkan di sejumlah wilayah, seperti Jakarta Pusat sebanyak dua unit, Jakarta Barat 10 unit, Jakarta Selatan 10 unit, Jakarta Utara 12 unit, dan Jakarta Timur 19 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com