"Saya dari Sunter mau ke Pondok Indah jemput bos. Ini memang faktor ngantuk aja," kata Dedi, saat ditemui Kompas.com, di lokasi kejadian, Selasa (4/2/2014).
Dedi mengaku, saat mengemudikan mobil, beberapa ratus meter sebelum lokasi tabrakan, dia masih mampu mengendalikan kendaraan tersebut.
Dedi mengatakan tidak mengemudikan dengan kecepatan tinggi. Melewati jalur sedikit berbelok, tiba-tiba Dedi kehilangan kesadaran sehingga mobil yang dibawanya lurus menyeruduk warteg yang kebetulan sedang tutup di pinggir kiri jalan.
"Pas belokan masih terkendali, masih stabil (mengemudi). Tapi, pas lurus sudah enggak ingat apa-apa, tau-tau bunyi bruk!" ujar Dedi.
Sebelum menjemput majikannya, Dedi mengaku hanya tidur selama empat jam. Sebab, rumahnya sedang direnovasi. Dia pun baru bisa tidur pukul 01.00 dan terbangun pukul 05.00.
Warga Klender, Jakarta Timur, baru tersadar menabrak warteg setelah mendengar bunyi "bruk". Dedi mengatakan, dirinya tengah bersama seorang pemuda yang merupakan anak dari majikannya.
Keduanya tidak mengalami cedera meski mobil yang dikendarai penyok bagian depannya. Kecelakaan tersebut, lanjut Dedi, merupakan yang pertama kali selama tiga tahun dirinya bekerja sebagai sopir.
Adapun peristiwa tabrakan itu, menurut dia, sudah disampaikan anak majikannya kepada orangtua. Sementara dengan pemilik warteg, ia mengatakan belum ada pembicaraan mengenai ganti ruginya.
Kurang dari satu jam setelah kejadian, petugas Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polda Metro Jaya kemudian menarik mobil yang ringsek tersebut. Lalu lintas sempat macet karena banyak pengendara yang penasaran melihat dan melambatkan laju kendaraannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.