Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MNC Minta Warga Kebon Sirih Turunkan Spanduk Penolakan

Kompas.com - 12/02/2014, 10:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga RW 06 Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, pada Rabu (12/2/2014) dini hari menurunkan empat spanduk yang isinya memprotes pembangunan gedung MNC Tower II.

Ketua RW 06 Tomy Tampatty SH mengatakan, keputusan itu diambil setelah pihak pengurus RT dan RW bertemu dengan direksi MNC Land dalam pembahasan pembangunan gedung MNC Media Center setinggi 58 lantai.

"Mereka (Direksi MNC) meminta tolong kepada kami untuk menurunkan spanduk-spanduk ini," kata Tomy kepada Kompas.com.

Pihak direksi MNC yang bertemu dengan warga adalah Komisaris Utama PT MNC Land Tbk Muhammad Budi Rustanto dan Direktur PT MNC Land Tbk Hari Dhoho Tampubolon. Dalam diskusi tersebut, Tomy menjelaskan bahwa kedua belah pihak bersepakat membentuk tim untuk menyelesaikan permasalahan antara manajemen MNC dan warga RW 06.

Warga merasa terganggu atas pembangunan gedung MNC di tengah-tengah permukiman warga. Selain bising, pekerjaan itu juga tidak jarang membahayakan keselamatan warga.

Terakhir, saat hari raya Imlek 31 Januari 2014 lalu, sebuah besi jatuh di Masjid Jami Al-Huriyah dan ada warga yang sedang mengaji di sana. Seharusnya, kata dia, pihak MNC meminta izin kepada warga terlebih dahulu atas rencana pembangunan gedung itu.

Apabila tidak ada itikad baik dari pihak MNC kepada warga RW 06 untuk berdiskusi, awalnya mereka berencana melakukan berbagai aksi, misalnya dengan memasang spanduk dan berdemo.

Setelah pertemuan pada Selasa (11/2/2014) malam tadi, warga mendapat penjelasan kalau ada kesalahpahaman di internal manajemen MNC. Bahkan, pihak MNC menjanjikan Hary Tanoesoedibjo selaku CEO MNC Group yang akan turun langsung menyelesaikan permasalahan ini.

"Mereka berkomitmen menjadi perusahaan besar yang diterima lingkungan sekitar. Mereka juga sudah mengajukan permohonan maaf karena telah menyinggung perasaan warga, jadi sudah kita cabut spanduknya," kata Tomy.

Kendati demikian, Tomy beserta warga lainnya meminta MNC untuk menghentikan sementara pembangunan hingga ada kesepakatan oleh tim mediasi yang dibentuk kedua belah pihak. Jika permintaan itu tidak dipenuhi, maka Tomy tidak memungkiri untuk memenuhi Jalan Kebon Sirih dengan spanduk penolakan pembangunan gedung serta memanggil lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi masyarakat untuk turun melakukan aksi unjuk rasa.

Tomy menjelaskan, MNC telah membangun gedung tersebut sejak Mei 2013. Pihak RW 06 pun berulang kali menyurati MNC. Namun, setelah ada penolakan dengan media spanduk, perusahaan langsung tergerak untuk bertemu warga.  

Tak sedikit poin yang membuat warga menjadi tidak nyaman atas pembangunan gedung tersebut. Pertama, kegiatan pembangunan gedung tanpa henti hingga 24 jam lamanya. Kemudian, bisingnya pekerjaan mengganggu jam beribadah warga. Tak sedikit pula warga yang mengeluhkan debu akibat pembangunan gedung beserta truk-truk besar yang terus melintasi gang permukiman mereka.

"Dampak amdal, banjir, kecelakaan kerja, semua akan tertuang dalam perjanjian bersama pihak MNC nanti," kata Tomy.

Sebelumnya diberitakan, warga RW 06 menolak rencana pembangunan gedung 58 lantai itu dengan memasang sebanyak empat spanduk di pos RW 06.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, spanduk itu ditujukan kepada pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo. Sebuah spanduk yang dipasang tepat di depan Pos RW 06 bertuliskan, Bapak Hary Tanoesoedibjo, kami warga RW 06 Kelurahan Kebon Sirih Jakarta Pusat meminta agar semua kegiatan usaha anda keluar atau pindah dari wilayah permukiman kami. Karena telah mengganggu kenyamanan hidup kami setiap hari, termasuk mengganggu kami dalam melakukan ibadah. Pindah segera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com