Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aetra Bantah Tudingan Basuki

Kompas.com - 27/02/2014, 16:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Corporate Secretary PT Aetra Priyatno Bambang Hernowo membantah tudingan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut pasokan air bersih di Ibu Kota berkurang 40 persen selama banjir pada Januari 2014.

"Kalau Aetra, (peristiwa) banjir kemarin tidak memengaruhi produksi kita," kata Priyatno saat dihubungi wartawan, Kamis (27/2/2014).

Belakangan, Priyatno mengakui bahwa selama banjir, pasokan air bersih berkurang. Namun, jumlahnya tidak seperti yang disebutkan Basuki. "Kekurangan airnya tidak sampai 5 persen. Jadi tidak terlalu berpengaruh, buktinya kita masih bisa suplai," kata Priyatno.

Sebelumnya, Basuki menyebut pelayanan Palyja serta Aetra tidak memuaskan. Selama banjir, warga kekurangan pasokan air bersih hingga 40 persen. Kekurangan pasokan air bersih oleh Aetra itu disebabkan Bendung Bekasi yang terkena dampak banjir. Air baku terpaksa dibuang ke laut yang menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih ke Jakarta.

Priyatno mengatakan, pihaknya telah mampu menyediakan sekitar 560 meter kubik air dalam periode 12 Januari hingga 13 Febuari 2014 kepada warga korban banjir. Menurutnya, ada 10 posko yang menerima pasokan air baku di Jakarta dengan rincian 8 posko di Jakarta Timur dan 2 posko di Jakarta Utara.

PT Aetra Air Jakarta merupakan nama baru PT Thames PAM Jaya (TPJ) yang mengelola, mengoperasikan, memelihara sistem penyediaan air bersih, dan melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat, dan seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerja sama dengan PAM JAYA selama 25 tahun, mulai pada tahun 1998 sampai 2023.

Pemegang saham Aetra adalah Acuatico Pte Ltd dengan kepemilikan sebesar 95 persen dan PT Alberta Utilities sebesar 5 persen.

Seperti diberitakan, Basuki mengaku tidak puas terhadap pelayanan dua operator air bersih yang menjadi partner PDAM Jaya, yaitu Palyja dan Aetra. Dia melihat selama banjir pelayanan air bersih terhadap warga Jakarta berkurang 40 persen.

"Makanya kita ambil alih Palyja dan Aetra saja. Kita enggak bisa lagi mengandalkan mereka," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com