Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Masa Jokowi-Basuki Tinggalkan Jakarta Begitu Saja"

Kompas.com - 06/03/2014, 13:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama terus digadang-gadang sebagai tokoh potensial yang maju pada Pilpres 2014. Namun, jika keduanya benar-benar meninggalkan Jakarta, hal itu malah menjadi preseden buruk bagi dunia perpolitikan.

"Masa iya, Jakarta ditinggal begitu saja, ini Ibu Kota, lho. Malah menjadi preseden buruk bagi dunia politik dan demokrasi di Indonesia," kata peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (6/3/2014).

Apabila Jokowi-Basuki maju dalam Pilpres 2014, kata dia, keduanya tetap harus melalui berbagai prosedur. Salah satunya ialah dengan meminta izin Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta.

Menurut Zuhro, pemilu memunculkan banyaknya ambisi oportunis para politisi maupun pejabat daerah sehingga partai politik harus dapat mempertimbangkan berbagai dampak dari sebuah keputusan, apalagi mengusung seorang pejabat daerah yang sedang aktif memimpin untuk maju dalam pemilihan presiden.

Hal itu, jelas Zuhro, akan berdampak negatif pada etika pemerintahan, roda pemerintahan, dan perhitungan lainnya. Di samping itu, apabila mereka berdua maju dalam pilpres, akan dilakukan pilkada ulang. Penyelenggaraan pilkada tentunya akan kembali menghabiskan anggaran yang tidak sedikit.

"Semua ini harus diantisipasi oleh partai politik. Di mana tanggung jawab moral partai? Di mana tanggung jawab jabatan, mereka berdua sudah bersumpah jabatan lho saat pelantikan," kata Zuhro.

Selain itu, Jokowi-Basuki juga harus melihat warga Jakarta yang sebelumnya mendukung mereka dalam Pilkada DKI 2012. Tidak semua pendukung merelakan mereka maju pada Pilpres 2014. Sebab, para pemilih mereka terdahulu juga banyak yang memilih berlandaskan keinginan perubahan dalam pembangunan Jakarta. Warga Jakarta, katanya lagi, tentunya masih menunggu Jokowi dan Basuki menyelesaikan satu per satu permasalahan multikompleks Ibu Kota, seperti macet dan banjir.

"Publik akan bertanya, bagaimana ini? Kok belum dua tahun sudah pada mau jadi presiden dan wapres, Jakarta ditinggalkan begitu saja," kata Zuhro.

Sebelumnya diberitakan, Jokowi santer diberitakan telah mendapat restu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk maju dalam Pilpres 2014. Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membuka kemungkinan menjadikan Basuki sebagai cawapres mendampingi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com