"Masa iya, Jakarta ditinggal begitu saja, ini Ibu Kota, lho. Malah menjadi preseden buruk bagi dunia politik dan demokrasi di Indonesia," kata peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (6/3/2014).
Apabila Jokowi-Basuki maju dalam Pilpres 2014, kata dia, keduanya tetap harus melalui berbagai prosedur. Salah satunya ialah dengan meminta izin Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta.
Menurut Zuhro, pemilu memunculkan banyaknya ambisi oportunis para politisi maupun pejabat daerah sehingga partai politik harus dapat mempertimbangkan berbagai dampak dari sebuah keputusan, apalagi mengusung seorang pejabat daerah yang sedang aktif memimpin untuk maju dalam pemilihan presiden.
Hal itu, jelas Zuhro, akan berdampak negatif pada etika pemerintahan, roda pemerintahan, dan perhitungan lainnya. Di samping itu, apabila mereka berdua maju dalam pilpres, akan dilakukan pilkada ulang. Penyelenggaraan pilkada tentunya akan kembali menghabiskan anggaran yang tidak sedikit.
"Semua ini harus diantisipasi oleh partai politik. Di mana tanggung jawab moral partai? Di mana tanggung jawab jabatan, mereka berdua sudah bersumpah jabatan lho saat pelantikan," kata Zuhro.
Selain itu, Jokowi-Basuki juga harus melihat warga Jakarta yang sebelumnya mendukung mereka dalam Pilkada DKI 2012. Tidak semua pendukung merelakan mereka maju pada Pilpres 2014. Sebab, para pemilih mereka terdahulu juga banyak yang memilih berlandaskan keinginan perubahan dalam pembangunan Jakarta. Warga Jakarta, katanya lagi, tentunya masih menunggu Jokowi dan Basuki menyelesaikan satu per satu permasalahan multikompleks Ibu Kota, seperti macet dan banjir.
"Publik akan bertanya, bagaimana ini? Kok belum dua tahun sudah pada mau jadi presiden dan wapres, Jakarta ditinggalkan begitu saja," kata Zuhro.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi santer diberitakan telah mendapat restu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk maju dalam Pilpres 2014. Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membuka kemungkinan menjadikan Basuki sebagai cawapres mendampingi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.