Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Koja Baru, Pasar Modern, Sepi Pembeli

Kompas.com - 03/04/2014, 20:33 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, mengalami perubahan penampilan sejak renovasi pasar selesai pada tahun 2010. Kini kondisi pasar tradisional tersebut menjadi lebih nyaman dan terlihat terawat.

Namun, di sisi lain, pedagang lantai 2 Pasar Koja Baru merasa pendapatan mereka berkurang setelah renovasi dan pembangunan gedung pasar oleh PD Pasar Jaya. "Karena bangunan baru, mungkin pengunjung pasar belum beradaptasi. Bisa juga karena persaingan pasar," ujar Kurniawan, staff pengelola pasar PT Bintang Anugrah Makmur (BAM), saat ditemui di ruang pengelola Pasar Koja Baru, Jakut, Kamis (3/4/2014).

Sejak pembangunan gedung pasar, PD Pasar Jaya menggandeng perusahaan pengembang PT BAM untuk mengelola pasar. Sebelum renovasi, menurut Kurniawan, kondisi pasar cukup menyedihkan. Banjir hampir selalu menggenangi pasar ketika hujan. Kios pedagang sangat kumuh, bahkan tidak layak sebagai tempat berjualan.

Namun kini, kios-kios dan los pedagang terlihat lebih rapi. Barang dagangan diatur dan ditata dengan baik. Tidak ada sampah berserakan yang biasa menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap di sudut-sudut pasar tradisional pada umumnya.

Lahan parkir juga cukup memadai. Kendaraan pengunjung pasar diatur dan dijaga oleh petugas keamanan. Meskipun pembangunan dan pengelolaan pasar berjalan cukup baik, sebagian pedagang mengeluhkan sedikitnya jumlah pembeli yang datang. Alhasil, pendapatan yang diterima pedagang menjadi turun.

Pipih, seorang pedagang bunga di Pasar Koja Baru, mengatakan, pendapatan yang diterima sekarang lebih sedikit ketimbang empat tahun lalu, saat pasar belum direnovasi. Udin, pedagang buah di lantai 2 Pasar Koja Baru, juga mengatakan hal yang serupa. Menurut Udin, letak kiosnya yang berada di lantai 2 membuat pembeli malas berkunjung karena harus menaiki tangga terlebih dahulu.

"Capek naik dan turunnya," ujar Udin.

Udin dan beberapa pedagang pernah mendatangi pengelola pasar dan meminta untuk dipasang tangga berjalan (eskalator) di pasar. Keberadaan eskalator tersebut diharapkan akan memudahkan pembeli mendatangi kios di lantai 2. Namun hingga kini, tidak ada tanggapan dari pengelola pasar.

Sementara itu, Ujang mengatakan, persaingan antarpasar di daerah tersebut juga ketat. Beberapa pasar lain misalnya, Pasar Lontar, Pasar Maja, dan Koja Trade Mall, yang letaknya bersebelahan dengan Pasar Koja Baru.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada 2009, Keluarga Besar Pedagang Pasar (KBPP) dan Federasi Organisasi Pedagang Pasar Indonesia (FOPPI) Koja Baru, menginginkan renovasi pasar ditunda minimal lima tahun.

Tujuan penundaan itu adalah untuk memberi kesempatan kepada pedagang tradisional, agar dapat mencermati perkembangan daya beli masyarakat, setelah berdirinya Koja Trade Mall, tepat di sisi Pasar Koja Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com