Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah di Bawah Umur Diduga Cabuli 13 Anak di Kramatjati

Kompas.com - 30/05/2014, 18:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah berinisial Ak (13), warga di Kelurahan Tengah, Kecamatan Krmatjati, Jakarta Timur diduga mencabuli belasan bocah lainnya yang juga masih di bawah umur. Ak mencabuli para bocah yang juga masih teman sepermainan di lingkungannya tersebut.

Dua korban Ak di antaranya yakni kakak beradik berinsial Ri (9) bocah kelas IV SD dan adiknya Fi (7) bocah kelas I SD. Paman Ri dan Fi, Ed (44) mengatakan, peristiwa pelecehan tersebut diketahui setelah keponakannya bercerita kepada orangtua apa yang diperbuat oleh Ak.

"Mulai ketahuannya (Kamis) kemarin. Ceritanya mereka mengaku digituin. Dan setelah diusut-usut warga sini, ada sekitar 13 anak lainnya yang jadi korban. Jadi para korban itu mayoritas anak-anak dari gang ini," kata Ed, saat ditemui di rumahnya, Jumat (30/5/2014) petang.

Ed menuturkan, para korban pelecehan AK kebanyakan merupakan bocah laki-laki. Dari tiga belas anak yang diduga jadi korban, Ed menyebut hanya satu bocah yang berjenis kelamin perempuan. Pelaku yang merupakan bocah kelas VI SD itu, menurut Ed, melakukan pelecehan dengan meraba bagian kelamin para korbannya.

Selain itu, Ed mengatakan para korban juga ada yang mengaku menerima kekerasan seksual karena bagian duburnya dimasukan benda oleh pelaku. "Mayoritas semuanya dipelorotin celana, dipegang kelaminnya. Ada juga yang duburnya disodok pakai tangan dan kayu," ujar Ed.

Menurut Ed, perbuatan Ak ada yang dilakukan berulang pada tiap bocah tersebut. "Satu anak sudah beberapa kali. Ada yang lebih. Umurnya korban di bawah dia (pelaku) semua," ujar Ed.

Ed mengaku kaget dengan peristiwa tersebut. Pasalnya, warga mengenal Ak yang masih bocah tersebut sebagai sosok yang biasa saja. "Anaknya biasa aja. Kalau sifat biasa seperti anak normal-lah. Kalau penyimpangan, enggak kelihatan. Makanya saya juga enggak nyangka," tutur Ed.

Ed mengungkapkan, kasus ini belum dilaporkan kepada polisi. Ed mengatakan, masalah ini tengah dimusyawarahkan. Keluarga korban dengan keluarga pelaku, katanya, telah bertemu. Hasil sementara musyawarah dua belah pihak, warga meminta agak pelaku tidak lagi berada di lingkungan tersebut.

"Korban nuntut pelaku harus pergi dari sini. Karena korbannya itu sudah banyak sekali," ujar Ed.

"Minimal direhab," sambung As (55) warga lain yang keponakannya berinisal Re, juga menjadi korban kasus pelecehan tersebut.

Meski belum dilaporkan warga, petugas Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Kramatjati dan petugas Polres Metro Jakarta Timur terlihat sudah memeriksa keluarga warga yang menjadi korban. Pemeriksaan dilakukan di Pos RW 10. Setelah itu, petugas polisi kemudian mendatangi rumah keluarga pelaku. Namun, petugas di lapangan belum dapat dimintai tanggapan terkait kasus pelecehan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com