Dua korban Ak di antaranya yakni kakak beradik berinsial Ri (9) bocah kelas IV SD dan adiknya Fi (7) bocah kelas I SD. Paman Ri dan Fi, Ed (44) mengatakan, peristiwa pelecehan tersebut diketahui setelah keponakannya bercerita kepada orangtua apa yang diperbuat oleh Ak.
"Mulai ketahuannya (Kamis) kemarin. Ceritanya mereka mengaku digituin. Dan setelah diusut-usut warga sini, ada sekitar 13 anak lainnya yang jadi korban. Jadi para korban itu mayoritas anak-anak dari gang ini," kata Ed, saat ditemui di rumahnya, Jumat (30/5/2014) petang.
Ed menuturkan, para korban pelecehan AK kebanyakan merupakan bocah laki-laki. Dari tiga belas anak yang diduga jadi korban, Ed menyebut hanya satu bocah yang berjenis kelamin perempuan. Pelaku yang merupakan bocah kelas VI SD itu, menurut Ed, melakukan pelecehan dengan meraba bagian kelamin para korbannya.
Selain itu, Ed mengatakan para korban juga ada yang mengaku menerima kekerasan seksual karena bagian duburnya dimasukan benda oleh pelaku. "Mayoritas semuanya dipelorotin celana, dipegang kelaminnya. Ada juga yang duburnya disodok pakai tangan dan kayu," ujar Ed.
Menurut Ed, perbuatan Ak ada yang dilakukan berulang pada tiap bocah tersebut. "Satu anak sudah beberapa kali. Ada yang lebih. Umurnya korban di bawah dia (pelaku) semua," ujar Ed.
Ed mengaku kaget dengan peristiwa tersebut. Pasalnya, warga mengenal Ak yang masih bocah tersebut sebagai sosok yang biasa saja. "Anaknya biasa aja. Kalau sifat biasa seperti anak normal-lah. Kalau penyimpangan, enggak kelihatan. Makanya saya juga enggak nyangka," tutur Ed.
Ed mengungkapkan, kasus ini belum dilaporkan kepada polisi. Ed mengatakan, masalah ini tengah dimusyawarahkan. Keluarga korban dengan keluarga pelaku, katanya, telah bertemu. Hasil sementara musyawarah dua belah pihak, warga meminta agak pelaku tidak lagi berada di lingkungan tersebut.
"Korban nuntut pelaku harus pergi dari sini. Karena korbannya itu sudah banyak sekali," ujar Ed.
"Minimal direhab," sambung As (55) warga lain yang keponakannya berinisal Re, juga menjadi korban kasus pelecehan tersebut.
Meski belum dilaporkan warga, petugas Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Kramatjati dan petugas Polres Metro Jakarta Timur terlihat sudah memeriksa keluarga warga yang menjadi korban. Pemeriksaan dilakukan di Pos RW 10. Setelah itu, petugas polisi kemudian mendatangi rumah keluarga pelaku. Namun, petugas di lapangan belum dapat dimintai tanggapan terkait kasus pelecehan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.