"Biasa aja abis Jokowi dateng ke sini. Nggak ngefek lah, malah sepi sih pengunjung yang dateng buat belanja," ujar penjual pakaian di lantai dua, Nar.
Pedagang khusus pakaian wanita tersebut membeli empat kios kepada pengelola pasar seharga Rp 320 juta. Saat ini usahanya antara lain, pakaian muslim wanita, kerudung, handuk, pakaian dalam dan aneka ragam atasan wanita lainnya. Keuntungan yang diperoleh Nar per hari pun tidak menentu.
"Dapetnya per hari nggak tentu. Tapi memang sepi di sini ya. Kalau masalah rugi jualan di sini karena sepi, saya nggak jawab deh, he he he," kata Nar seraya tertawa.
Ia mengatakan, pengeluaran lainnya selama berjualan di Pasar Jembatan Dua adalah membayar listrik per bulan sekitar Rp 180.000 dan retribusi keamanan dan kebersihan sebesar Rp 24.000 per hari untuk empat kios miliknya.
"Untuk saat ini nggak ada tuh pungli (pungutan liar) ke saya, masih aman," tegas Nar.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pasar yang berada di dekat jembatan layang Jembatan Dua tersebut sepi. Sekitar 60 persen kios di lantai dua tutup dan belum berpenghuni. Pada lantai tersebut, pedagang menjual berbagai perlengkapan, seperti pakaian, kerudung, alat kosmetik, perabotan rumah tangga dan liontin emas.
Lantai pasar cenderung bersih dan kondisi dalam Pasar Jembatan Dua panas akibat kurangnya ventilasi sebagai saluran sirkulasi udara. Adapun waktu operasional pasar dimulai dari pukul 07/00-17.00.
"Kalau di lantai satu pada jual kebutuhan pokok, kayak beras, sayuran, daging macem-macem lah," ucap Nar yang sudah berjualan lebih dari dua puluh tahun tersebut.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, telah meresmikan pasar tradisional Pasar Jembatan Dua yang terdiri dari 414 kios tersebut pada Jumat, 16 Mei 2014 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.