Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Bocah RD Akui Anaknya Minta Izin ke Warnet

Kompas.com - 11/06/2014, 16:10 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ayah RD, bocah berusia 10 tahun yang diduga melakukan kejahatan seksual terhadap lima temannya di Tugu Selatan, Koja, Jakarta Selatan, mengungkapkan bahwa anaknya itu beberapa kali meminta izin ke warnet.

Menurut Y, RD beralasan ingin bermain game online. "Anak saya paling main game di warnet. Itupun sebulan sekali. Keadaan kita juga sulit, enggak ada saya kasih uang lebih juga," ungkap Y kepada Kompas.com, Rabu (11/16/2014).

Y juga menegaskan bahwa putranya mengaku tidak melakukan yang dituduhkan tersebut.

Sementara itu H, orangtua salah korban, mengatakan RD beberapa kali ke warnet dan melihat konten dewasa. "Anaknya (RD) waktu itu ngakunya tahu hal seperti itu dari internet," ucapnya.

Seperti diberitakan dalam pemeriksaan di kepolisian, RD mengakui perbuatannya. Dia juga mengaku terinspirasi film porno yang ditontonnya di warnet.

Sementara itu psikolog anak, Seto Mulyadi mengatakan seorang anak yang melakukan penyimpangan seperti itu karena kurangnya perhatian di lingkungannya seperti di rumah ataupun kurangnya apresiasi di sekolah. Sehingga sang anak mencari hiburan ke warnet.

"Saat di warnet karena tidak adanya pengawasan sang anak seringkali membuka konten dewasa," jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, bila anak yang memang mempunyai bakat penyimpangan seperti itu, kemungkinan akan mempraktikkannya. "Tergantung anaknya, potensi setiap anak memang berbeda," tambahnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, selain pengawasan konten dewasa oleh kominfo, pengawasan dari keluarga dan masyarakat sangat berperan. "Makanya kita harus membuat satgas perlindungan anak, untuk mengawasi setiap kegiatan anak di warnet," tuntasnya.

Sebelumnya, RD diduga melakukan kejahatan seksual di Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Lima orang bocah sudah mengaku menjadi korban perbuatan RD. Dua korban adalah bocah perempuan, yaitu F dan E. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com