Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ryan Tumiwa, Pria yang Ingin Disuntik Mati di Mata Staf UI

Kompas.com - 05/08/2014, 16:03 WIB
Desy Hartini

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rupanya tak sedikit staf di Universitas Indonesia (UI), khususnya Program Pascasarjana Ilmu Administrasi, yang mengenal salah satu alumninya, Ignatius Ryan Tumiwa. Ryan (48) adalah penderita depresi yang sempat menyatakan keinginannya untuk disuntik mati.

Salah satunya adalah pengelola Perpustakaan Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) UI, Priyanto. Ia mengaku mengenal dekat Ryan.

"Kebetulan saya memang mengenal langsung dengan dia ketika masih di sini. Dia sering ngobrol sama saya. Dia sering menanyakan referensi buku ke saya. Kami juga saling kontak, kok," ujar Priyanto kepada Kompas.com di gedung Pascasarjana Fisip, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2014).

Priyanto mengungkapkan, Ryan merupakan pribadi yang pintar ketika masih menjadi mahasiswa aktif UI. "Tapi ia juga memang dikenal sebagai salah seorang yang pendiam dan tertutup. Namun, untuk pengerjaan tesis selalu intens, dia termasuk mahasiswa yang pintar," ujarnya.

Soal masalah yang kini dialami Ryan, Priyanto mengaku kaget ketika mendengarnya. "Yah kaget yah. Tahun 1998 kan dia sempat bekerja sebagai auditor dan saya kira pun masih hingga sekarang, tapi nyatanya malah menjadi seperti ini. Yah kaget," katanya. [Baca juga:
Minta Bunuh Diri Dilegalkan, Ryan Dinasihati Hakim MK].

Sama halnya dengan Staf Sekretariat Bidang Akademik, Denny yang mengaku tak percaya jika mahasiswa pintar seperti Ryan dapat mengajukan gugatan untuk suntik mati.

"Saya tahu dia. Sedikit tak percaya saya. Hari ini baca berita dia di media cetak. Pas lihat fotonya, kok kenal yah. Oh ya, dulu dia kan mahasiswa sini. Pintar anaknya, saya tadi lihat nilai-nilainya pun bagus semua," kata Denny.

Belum lama ini, atau tepatnya Mei lalu, Ryan mengajukan permohonan uji materi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 344 terhadap Undang-undang Dasar 1945 ke Mahkamah Konstitusi. Pasal itu dianggap menghalangi niatnya untuk menyuntik mati diri sendiri.

Lewat gugatan itu, Ryan, warga Taman Sari Jakarta Barat, berharap MK melegalkan bunuh diri. Sedangkan suntik mati dipilihnya sebagai jalan terakhir lantaran depresi dan ketidakmampuannya untuk berobat ke psikiater.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com