BEKASI, KOMPAS.com — Masyarakat di Kelurahan Harapan Baru, Bekasi Utara, Jawa Barat, mengeluhkan buruknya pelayanan di puskesmas setempat, khususnya Puskesmas Teluk Pucung, Cabang Harapan Baru. Dampaknya, banyak pasien dari warga Desa Penggilingan Baru, Bekasi Utara, dan sekitarnya lebih memilih berobat ke Puskesmas Induk, yang jaraknya lebih jauh sekitar 2 kilometer.
Sebenarnya, sudah lama warga mengeluhkan buruknya pelayanan puskesmas tersebut. Seperti dikeluhkan Erni (27), warga Kampung Penggilingan, Harapan Baru, Bekasi Utara.
Ia mengaku kecewa terhadap sikap salah satu petugas unit KIA ( Klinik Ibu dan Anak ) di puskesmas itu ketika dirinya berobat pada Selasa (12/8/2014) pagi. Saat itu, ia berobat bersama anak perempuannya, Jihan (4), sekaligus ingin melakukan pemeriksaan kehamilannya.
"Petugasnya judes dan menampilkan raut muka yang tidak bersahabat saat saya memeriksakan kehamilan dan meminta obat," katanya.
Selain itu, saat Erni meminta resep obat, petugas itu menjawab dengan pernyataan yang tidak pantas.
"Sudah minum saja obatnya itu untuk obat kehamilan dan saya sedang sibuk kerja sendiri," ucap Erni menirukan ucapan petugas.
Petugas yang diketahui berinisial HLN tersebut berdalih dirinya kerja sendirian dan mengaku kerepotan dalam melayani pasien. Erni lalu memutuskan pindah berobat ke Puskesmas Induk Teluk Pucung, Bekasi Utara.
Hal yang sama dialami Diyana (39), Warga Prima Harapan, Bekasi Utara, yang hendak berobat dan meminta surat keterangan istirahat karena sakit. Dokter puskesmas menolak memberikan surat keterangan dokter dengan alasan tugasnya mengobati pasien, bukan memberikan surat istirahat.
Diyana mengaku kecewa terhadap pelayanan puskesmas tersebut. Padahal, dirinya sejak dini hari mengalami vertigo dan tidak sanggup bekerja.
"Jadi saya tidak kasih surat itu," ujar Diana.
Diyana akhirnya memutuskan pindah ke Puskesmas Induk Teluk Pucung. Di sana, ia diberikan surat keterangan istirahat dan obat dari dokter.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dr Anne Nur Candani Handayani, belum merespons sambungan telepon dan pesan singkat ketika hendak dimintai tanggapan atas keluhan tersebut. (Stanislaus Jumar Sudiyana/Radio Sonora Jakarta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.