Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil "Mentereng" Lulung

Kompas.com - 28/08/2014, 21:40 WIB
KOMPAS.com — Masih ingat dengan nama Lulung? Pemilik nama lengkap Abraham Lunggana ini menghiasi pemberitaan media massa pada pertengahan 2013.

Ketika itu, anggota DPRD DKI Jakarta ini bersitegang dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait penataan Pasar Tanah Abang. Dia menolak rencana pemerintah untuk menata pedagang kaki lima di jalan sekitar pasar untuk mengurangi kemacetan di sana.

Akhir bulan ini, namanya kembali mencuat. Bukan karena perselisihannya dengan eksekutif, melainkan karena mobil. Pada 25 Agustus, Lulung yang kembali terpilih di legislatif untuk periode 2014-2019 menghadiri acara pelantikan dengan mengendarai Lamborghini Gallardo berwarna hijau, mirip dengan warna partai yang diusungnya, Partai Persatuan Pembangunan.

Tentu saja kedatangannya membuat gempar. Mobil impor yang diperkirakan seharga Rp 4 miliar tersebut jarang terlihat di jalanan Indonesia. Belakangan ada fakta yang lebih mengejutkan lagi, pelat nomor B 1285 SHP yang dipasang di mobil itu ternyata tidak terdaftar di Direktorat Lantas Polda Metro Jaya atau dengan kata lain pelat nomornya tidak resmi.

Tentu saja ulah anggota Dewan ini mendatangkan cibiran dari para pengguna media sosial. Berbagai komentar pedas telontar, seperti akun @bstio yang berkicau, ”Satu kata: Norak!”.

”Si lulung penguasa Tanah Abang pamer Lamborghini di hari pelantikannya sebagai anggota DPRD Jakarta yang baru. Ayo dicontoh! Jangan tanggung-tangung!” kicau akun @mumualoha dengan nada sarkastis.

Langkah Lulung untuk memamerkan mobil mewahnya di acara pelantikan tersebut juga disesalkan banyak pihak mengingat dia adalah seorang wakil rakyat. Akun @kiki_sinum berkomentar bahwa perilaku pamer tersebut bisa menjadi indikator bahwa dia lebih mementingkan diri sendiri dan tak akan memikirkan kepentingan rakyat atau setidaknya yang menjadi konstituennya.

Meskipun mengaku sebagai pengusaha dan memiliki lebih dari satu mobil mewah, fakta bahwa nomor polisinya tidak terdaftar pun mendorong munculnya komentar agar kekayaannya ditelusuri. Misalnya, akun @CHOKYPARHAS yang meminta Direktorat Jenderal Pajak agar menelusuri pendapatan serta pajak yang sudah dia bayarkan.

Begitu pula dorongan kepada kepolisian untuk menindak tegas apabila jelas-jelas pelat nomor yang dipergunakan Lulung ternyata tidak resmi. Polisi diharapkan tidak menunggu mobil tersebut kembali berkeliaran untuk kemudian diamankan seperti kicauan akun @ArieBaloeng. (Didit Putra Erlangga Rahardjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com