Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Mengais Rezeki dari Bongkaran Toko di Jatinegara

Kompas.com - 29/08/2014, 16:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sisa puing material bangunan dari pertokoaan di Jatinegara Barat yang dirobohkan menjadi "harta karun" bagi para pemulung barang bekas. Puluhan pemulung mulai menyemut mengambili material yang memiliki nilai jual dan benda-benda yang tertinggal dari dalam toko yang dikosongkan.

Salah satu pemulung barang bekas Riayanto (61) mengatakan, pembongkaran toko ini menjadi keuntungan dan rejeki bagi mereka.

"Kami baru mulai hari ini. Kebetulan sudah diizinkan. Kan ini bukan jarahan juga," kata Riyanto, di lokasi pembongkaran, di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (29/8/2014).

Besi-besi bangunan yang menyembul dari balik tembok yang runtuh menjadi incarannya. Berbekal gergaji besi, Riyanto memotong besi bangunan yang dikepak di dalam karung. Besi ini nantinya akan ditukarnya dengan rupiah.

"Ini sudah sepuluh kilo, nanti mau dijual berapa saja," ujar warga Kampung Melayu tersebut.

Supardi (45), pemulung besi lainnya juga berburu harta karun dari penggusuran terkait normalisasi Sungai Ciliwung itu. Pria ini bahkan nekat memanjat dan membobok tembok untuk memisahkan besi yang akan dipotong.

"Lumayan, daripada keliling nyari plastik sama barang bekas. Kan biasa keliling. Kalau gini mendingan ke sini ada banyak besi yang bisa dipotong," kata Supardi.

Satu kilo besi, menurutnya bisa dijual antara Rp 7.000 sampai Rp 10.000. Namun, soal harga bergantung pada penadah barang bekas yang menawarnya.

"Saya mau jual ke siapa aja yang mau bayarin. Biasanya segitu, tetapi berapa saja terserah. Yang penting bisa buat makan," ujar bapak dua anak ini.

Dari pantauan Kompas.com, beberapa wanita juga terlihat asyik mempreteli besi bekas bangunan. Yang lain juga terlihat mencari bekas barang-barang yang tertinggal, seperti sapu, buku dan kertas, pakaian bekas, dan lainnya.

Tidak terlihat petugas Satpol PP yang berada di lokasi melarang mereka. Sebanyak lima dari 13 toko telah dirobohkan oleh tim terpadu Pemkot Jakarta Timur. Sisanya delapan toko masih belum dihancurkan karena proses evakuasi barang jualan masih berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com