JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak Rabu (10/9/2014) kemarin, harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram naik. Penyesuaian harga diputuskan sebesar Rp 1.500 per kg (
nett Pertamina) sehingga untuk kemasan 12 kg kenaikannya adalah sekitar Rp 18.000 per tabung
Kendati demikian, dampak kenaikannya belum dirasakan oleh sejumlah pedagang makanan di sekitar kawasan Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Sri (42), pedagang warung nasi, mengaku belum membeli elpiji sejak kemarin. Karena itu, ia pun belum merasa keberatan soal kenaikan harga elpiji itu.
"Masih ada gas saya, belum beli lagi dari kemarin," ujarnya kepada Kompas.com di warungnya, Kamis (10/9/2014).
Ia pun belum menaikkan harga makanannya. Namun, bila harga elpiji sudah naik, kemungkinan ia akan menaikkan harga makanan yang dijualnya. "Ya mau enggak mau naik kalau harga gasnya naik, tetapi belum tahu berapa," ujarnya.
Sementara itu, kenaikan harga gas elpiji juga belum dirasakan oleh Suharno (60), pemilik warung rawon di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Ia dan istrinya yang sudah berdagang hampir lima tahun mengaku sejak dulu sudah menggunakan elpiji 3 kg. Maka dari itu, kenaikan elpiji 12 kg pun tidak berdampak pada usahanya. Ia juga mengaku masih mudah mendapatkan gas elpiji 3 kg.
Saat ini, ia belum menaikkan harga jual makanannya meski tidak menutup kemungkinan ia juga akan menaikannya saat harga-harga bahan pokok naik.
"Kalau semua harga naik (harga), ya (dagangan kami) juga naiklah, Mbak," kata istri Suharno, Titik (57).
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg menyusul tingginya harga elpiji di pasar internasional dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan akan semakin tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.