Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susahnya Mencarikan Jodoh untuk Klien Pendiam

Kompas.com - 15/09/2014, 09:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Susanto dikenal oleh kawan-kawannya terlalu pendiam. Akibatnya dia tak bisa mengembangkan pembicaraan saat bertemu perempuan. Makanya banyak perempuan menghilang usai perkenalan pertama.

"Agak sulit mencarikan jodoh laki-laki dengan karakter seperti ini. Dia terlalu pendiam," kata pemilik birojodohglatik.com, Tutty Wahjuni (54) yang lebih akrab disapa Cik Tjoe kepada Warta Kota, pekan lalu.

Cik Tjoe kemudian memperkenalkan seorang perempuan berusia 26 tahun kepada Susanto. Perempuan itu juga bekerja sebagai akuntan di sebuah pabrik sepatu di Surabaya, Jawa Timur.

Cik Tjoe kemudian mengirim foto-foto kliennya (Susanto) lewat BlackBerry Messenger (BBM) kepada perempuan yang akan diperkenalkan kepada Susanto. Keduanya lalu setuju untuk bertemu. Tapi, Susanto punya permintaan khusus. Dia ingin didampingi Cik Tjoe saat pertemuan pertama dengan akuntan pabrik sepatu tersebut. Cik Tjoe pun setuju untuk ikut menemani Susanto.

Pada akhir pekan pertengahan Agustus 2014, pertemuan keduanya pun digelar. Mereka memilih food court BJ Junction di Surabaya sebagai lokasi pertemuan. Susanto terbang di hari yang sama dari Jakarta menuju Surabaya.

Sedangkan Cik Tjoe mengajak suaminya, William (61). Tapi, ia membaca gelagat kurang baik. Makanya sebelum kedua kliennya bertemu, ia mengingatkan keduanya tentang beberapa hal.

Cik Tjoe membuat aturan tak boleh saling menyinggung perasaan. Tak boleh salah satu klien langsung pergi begitu merasa tak cocok. Lalu tak boleh pula menunjukkan ketidakcocokan di pertemuan pertama itu. Juga tak boleh menjawab sekenanya saat ditanya, lalu tak bertanya balik. Itu akan merusak suasana.

"Saya bilang begini, kalau tak cocok jangan langsung menunjukkan sikap amarah. Jalani saja dulu pertemuannya dan jadi teman," kata Cik Tjoe. Dia memberitahukan itu kepada kliennya lewat telepon.

Cik Tjoe dan suaminya datang lebih dulu ke lokasi pertemuam di food court BJ Junction. Lalu Susanto, baru kemudian si perempuan yang akan dikenalkan. Pertemuan itu berlangsung biasa saja. Kedua klien sama-sama menjaga sikap. Tapi, Susanto terlihat terlalu pendiam.

Bahkan Cik Tjoe tak menyangka Susanto sependiam itu. Berkali-kali Cik Tjoe memulai pembicaraan. Misalnya, menanyakan soal kuliahnya di mana kepada si perempuan, dia anak ke berapa dan sebagainya. Tapi, Susanto ternyata lebih kaku. Dia cuma sedikit bicara dan terlalu banyak tersenyum. Pertemuan tersebut berakhir satu jam kemudian.

Esok harinya, ketika Susanto dalam penerbangan ke Jakarta di pagi hari, perempuan berusia 26 tahun itu mengirim pesan BBM ke Cik Tjoe. Dia mengaku tak cocok dengan Susanto. "Katanya, Susanto terlalu pendiam," ujar Cik Tjoe kepada Warta Kota. Makanya, kini Cik Tjoe tengah mencari calon lain yang kira-kira cocok dengan Susanto. (Harian Warta Kota)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com