Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara: Malam Ini Macet Fatmawati Tak seperti Biasanya

Kompas.com - 24/09/2014, 21:29 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan terjadi di Jalan Raya Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2014) sekitar pukul 21.00 WIB. Kemacetan cukup parah ini membuat sebagian pengendara dan penumpang angkutan umum mengeluh.

Pantauan Kompas.com, kemacetan terjadi dari perempatan RS Fatmawati menuju Pondok Labu maupun arah sebaliknya. Dalam kemacetan ini pun tidak terlihat insiden kecelakaan.

Namun, kemacetan itu diduga dipicu meningkatnya volume kendaraan ini disebabkan oleh mobil dan motor yang akan belok ke beberapa jalan alternatif, seperti Jalan Lebak Bulus I, II, III, dan Jalan Wijaya Kusuma. Sedangkan seusai Jalan Lebak Bulus III mengarah ke Pondok Labu terpantau ramai lancar.

Sementara itu, dari pengamatan Kompas.com, tidak terlihat polisi lalu lintas berada di titik kemacetan di kawasan Fatmawati itu. Justru para 'polisi cepek' yang sibuk mengatur lalu lintas di lokasi.

Seorang pengendara motor, Heri (28), mengaku tak biasa melihat kemacetan seperti malam ini. Padahal, setiap hari ia selalu melintas jalan tersebut.

"Saya juga heran. Biasanya lewat memang macet tapi enggak separah ini. Sudah setengah jam nyalip saja susah. Kanan-kiri sama saja padatnya," kata Heri di tengah kemacetan.

Heri menuturkan, lokasi Fatmawati seharusnya menjadi perhatian khusus polisi lalu lintas karena bagian dari pusat lalu lalang kendaraan. Bahkan, kata dia, adanya proyek pembangun di sekitar jalan itu bisa memicu padatnya lokasi.

Seorang pengendara mobil pikap, Bambang (42), mengaku baru pertama kali melewati jalan itu. Dia pun terlihat heran kemacetan malam itu.

"Baru lewat sini macetnya parah. Saya biasa ke Jakarta Barat sih. Cuma kayaknya ini jaraknya lebih deket kok macetnya parah," ucap dia.

Ia pun menyatakan kemacetan ini menghambat pekerjaannya mengantar barang ke kawasan Blok M tersebut. Ia juga mengatakan, macet ini belum terurai karena tidak adanya polisi yang berjaga.

"Polisi aja enggak kelihatan tuh," lanjut dia.

Pengendara motor lain, Asep (35), justru mengungkapkan kemacetan ini karena adanya polisi cepek. Menurut dia, mereka para polisi cepek selalu meminta bayaran sehingga mereka lebih mementingkan pengendara yang memberi uang.

"Tuh mereka maunya mengatur yang kasih duit doang. Imbasnya ya gini, semua macet," ucap Asep singkat.

Penumpang angkutan umum D-01, Raras (24), pun menyatakan selama setengah jam ia berada di dalam angkot. Selama itu pula jarak yang ditempuh hanya dsri perempatan RS Fatmawati sampai gerbang utama masuk RS Fatmawati.

"Macet total. Jalannya sebentar doang," ungkap Raras.

Raras juga mengakui sempat melihat pengendara motor kelelahan dan memilih mematikan mesin motor. Kemacetan ini, kata Raras, tidak seperti biasanya. Padahal, malam ini adalah hari Rabu bukan hari Jumat ketika banyak orang pulang lebih malam.

Sementara itu, menurut Dedi, pemilik warung di samping bekas Volvo, kemacetan ini memang lebih parah dari biasanya. Kalau macet biasanya memang disebabkan oleh pertigaan, kali ini ia tidak mengetahuinya.

"Ya macet tiap hari, tapi ini enggak tahu ya kenapa. Pertigaan itu bikin macet," kata dia.

Mengenai keberadaan polisi lalu lintas yang tidak ada di lokasi, Dedi mengungkapkan, polisi hanya berjaga saat pagi dan sore hari.

Sekitar pukul 06.00 WIB polisi sudah mengatur lokasi. Sedangkan pada sore hari, polisi bertugas pukul 17.00 WIB. Selepas itu atau sejak pukul 20.00 WIB sudah tidak ada polisi berjaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com