Akibatnya, jalan yang seharusnya bisa dilalui mobil dari arah berlawanan harus diberlakukan sistem buka tutup. Dari pantauan Kompas.com, kemacetan terjadi pada jam-jam sibuk berangkat dan pulang kantor.
Salah seorang sopir angkot C03, Raditya, mengatakan, kemacetan terpanjang bisa mencapai 1 km. "Parah macetnya, kemarin (Senin) malah dari Barata sudah macet, jadi sekitar 1 kilometer-lah kalau sampai Jembatan Metro," ujar Raditya (19), Selasa (14/10/2014).
Menurut dia, semenjak ada proyek peninggian jembatan, pendapatan sopir angkot C03 berkurang, bahkan bisa mencapai separuhnya.
"Dulu, sebelum ada perbaikan itu bisa Rp 200.000 sampai setengah hari, tetapi sekarang semenjak ada perbaikan jembatan, penghasilan jadi berkurang sampai Rp 100.000, soalnya penumpang yang biasa lewat jalur itu jadi mutar lewat jalur lain," ujarnya.
Akan tetapi, sopir angkot lain menyambut baik peninggian jembatan di lokasi tersebut. Sebab, di jembatan itu kerap banjir sampai lutut jika musim hujan datang "Bagus sih kalau ditinggikan begitu, soalnya siapa tahu banjirnya berkurang," ujar Khosim (32), sopir angkot.
Kawasan Metro Kelurahan Karang Mulya, Tangerang, memang kerap banjir jika musim hujan datang. Bahkan, banjir bisa mencapai selutut orang dewasa. Ketika banjir datang, kawasan ini pun lumpuh total. Akibatnya, pengendara harus mencari jalur alternatif.
Salah satu staf kelurahan Karang Mulya, Muhammad Saman, mengungkapkan bahwa jembatan tersebut memang sudah tua sehingga perlu dilakukan pemugaran.
"Jembatan itu sudah tua, sudah dari semenjak Jalan Raden Saleh dibuat sekitar di bawah tahun '80-an, dan belum ada pemugaran sama sekali, jadi ya wajar jika sekarang diperbaiki, apalagi mengingat sering juga terjadi banjir di tempat tersebut," ujarnya.
Pengerjaan pembongkaran jembatan tercatat sudah mulai dari 20 september 2014. Penyelesaian pengerjaan jembatan tersebut bisa mencapai sekitar dua bulan atau lebih.
Hal yang disayangkan dari sejumlah pengendara ialah tidak adanya petugas yang mengamankan sistem buka tutup jalur.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Intan (16), salah satu pengendara motor yang melintas di jalan tersebut. "Kecewa sih, gak ada petugas yang ngatur buka tutup jalur, jadinya lumayan semerawut kalau cuma diatur sama pemuda seadanya," ujarnya.
Memang tidak terlihat petugas, baik dari kepolisian setempat maupun dari Dishub, dalam mengatur arus lalu lintas di jalan tersebut. Terlihat hanya beberapa pemuda yang mengatur jalur buka tutup kendaraan sambil menyodorkan kardus berwarna coklat kepada pengendara yang melintas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.