Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Aplikasi Safetipin Dikembangkan untuk Antisipasi Pelecehan Perempuan

Kompas.com - 14/10/2014, 17:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini sedang mengembangkan aplikasi Safetipin untuk memberi informasi kondisi sebuah wilayah dari warga kepada pemerintah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, aplikasi smartphone yang dapat diunduh melalui Playstore Android itu dapat membantu mencegah pelecehan terhadap perempuan. 
 
"Safetipin ini aslinya dirancang di India, dikembangkan United Nation Woman, untuk membantu wanita melaporkan pelecehan atau merasa tidak aman di lingkungannya," kata Basuki, di Balaikota, Selasa (14/10/2014). 
 
Safetipin juga dapat membantu warga untuk menginformasikan adanya jalan rusak, kebakaran, dan sampah yang belum terangkut kepada Pemprov DKI.

Oleh karena itu, Basuki juga meminta lurah, camat, dan semua PNS DKI Jakarta untuk mengunduh aplikasi tersebut sehingga pejabat setempat dapat dengan sigap dalam merespons laporan warga tersebut.

Nantinya, Basuki akan mengevaluasi kinerja para lurah dan camat melalui aplikasi Safetipin. "Di Safetipin itu, warga bisa melaporkan dengan menggunakan foto juga. Teknologi ini tidak perlu bayar lho, bisa diunduh juga di ponsel murah buatan Tiongkok," kata Basuki. 

 
Selain Safetipin, Pemprov bakal menaruh 3.000 kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) yang dipasang di seluruh ruas jalan Jakarta.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kehumasan (Diskominfomas) DKI Jakarta Agus Bambang Setyowidodo menjelaskan, penerapan Safetipin bakal terlaksana pada Desember tahun ini.

Aplikasi ini terintegrasi dengan Google Maps untuk menghubungkan lokasi yang satu dengan lainnya. Adapun anggaran yang dialokasikan untuk mengembangkan aplikasi ini mencapai Rp 2 miliar.

Anggaran ini termasuk ke dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2014. "Safetipin itu kan memang nama aplikasi secara globalnya. Tetapi, untuk yang di DKI, kami belum berikan namanya," kata Agus. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com