Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Minta Biaya Menonton di XXI dan Susu Anlene

Kompas.com - 23/10/2014, 15:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam daftar kebutuhan hidup layak (KHL) versi peghitungan para buruh, jumlah yang mereka anggap laik untuk pekerja lajang di Jakarta minimal Rp 3.104.683.

Kebutuhan yang terdapat pada KHL meliputi sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan tabungan. Khusus untuk kebutuhan rekreasi, salah satu komponen yang dimasukkan para buruh adalah biaya untuk menonton film di XXI yang dipatok sebesar Rp 150.000 per bulan. [Baca: Buruh Unjuk Rasa di Depan Kantor Ahok, Jalan Medan Merdeka Selatan Macet]

Menonton film di XXI merupakan komponen pengganti dari rekreasi ke Monas dan TMII yang terdapat pada KHL versi Badan Pusat Statistik. Komponen lain yang diubah para buruh adalah mengganti merek susu bubuk, dari sebelumnya susu bubuk Dancow menjadi susu bubuk Anlene ukuran 900 gram.

Berdasarkan survei BPS, biaya untuk susu pekerja sebesar Rp 74.533 per bulan, sementara versi buruh sebesar Rp 108.000. Total komponen yang dihitung untuk menentukan KHL terbagi dalam 60 hal.

Biaya yang diajukan itu mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Pemenakertrans) Nomor 3 Tahun 2012 tentang penetapan KHL. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi menilai, ada kesalahan dalam survei KHL yang dilakukan oleh BPS DKI Jakarta. Ia menuding BPS telah secara sengaja menurunkan kualitas sejumlah komponen sehingga angka KHL yang didapat sangat rendah, yakni Rp 2.331.751.

"Beberapa kualitas item sengaja diturunkan sehingga harganya rendah. Dari 60 item, beda hasilnya. Cara mengolahnya pasti salah. Misalnya, air minum cuma Rp 9.000. Itu sama dengan 3 botol air minum kemasan. Terus, kita minum apa?" kata Rusdi di Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com