Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggaran Lalu Lintas Dianggap Hal Wajar

Kompas.com - 29/10/2014, 14:58 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi, serta banyaknya korban meninggal, harus mendapatkan perhatian semua pihak. Di lapangan, pelanggaran lalu lintas seolah jadi hal yang wajar.

Ketua Umum Road Safety Association Edo Rusyanto, Selasa (28/10), mengatakan, pada 2004, rata-rata 31 orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas setiap harinya. Sementara pada 2014, rata-rata 72 orang meninggal setiap hari.

”Jumlah korban meninggal ini bertambah dua kali lipat dalam 10 tahun. Ini meresahkan dan harus diselesaikan semua pihak. Kalau tidak, ya, akan banyak korban lagi,” ujarnya.

Dia mengatakan, persoalan mengatasi kecelakaan lalu lintas di jalan tidak bisa dibebankan kepada satu pihak saja. Para penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim, harus kompak memberikan hukuman yang berat bagi pelanggar. Penertiban harus dilakukan masif, tidak di tempat tertentu saja. Kampanye keselamatan berlalu lintas juga harus dilakukan.

Di atas semuanya, Presiden RI memiliki tanggung jawab untuk menjadi komandan agar semua kegiatan pencegahan kecelakaan lalu lintas bisa dilakukan terpadu di seluruh wilayah Indonesia.

Di Jakarta Barat, tiga bulan terakhir, terjadi 102 kali kecelakaan lalu lintas. Pada Juli, ada 29 kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 3 orang meninggal, 25 luka berat, dan 10 luka ringan. Pada Agustus, terjadi 33 kasus kecelakaan lalu lintas, yang menyebabkan 8 orang meninggal, 22 luka berat, dan 13 luka ringan. Pada September, 40 kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 6 orang meninggal, 26 orang luka berat, dan 14 orang luka ringan.

Kasatwil Lalu Lintas Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Ipung Purnomo mengatakan, sebagian besar kasus kecelakaan lalu lintas tersebut disebabkan tabrakan antara truk dan sepeda motor.

Lebih khusus lagi, Ipung mengatakan, penyebab kecelakaan terjadi saat pengemudi sepeda motor berusaha menyalip truk. Penyebab lain, kondisi jalan yang rusak atau bergelombang juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Selain itu, tingginya pertambahan jumlah sepeda motor di Jakarta juga membuat jalanan dipadati sepeda motor.

”Setiap hari, sepeda motor di Jakarta bertambah 2.000 unit. Suasana berdesakan di jalan raya akhirnya membuat para pengemudi tidak sabar dan emosional,” kata Ipung.

Di Jakarta Barat, ada tiga kawasan yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas, yaitu jalur Grogol-Tomang, Jalan Daan Mogot dan persimpangan Jalan S Parman-Latumeten.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Restu Mulya Budiyanto, beberapa waktu lalu, menyebutkan, angka kecelakaan selalu berkorelasi dengan jumlah pelanggaran lalu lintas.

”Ada sejumlah variabel penyebab kecelakaan, seperti kondisi kendaraan, medan jalan, dan manusianya. Tapi, biasanya kecelakaan diawali pelanggaran lalu lintas,” ujar Restu. (WIN/ART/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com