Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 3 Hari Kerja, Budi Tewas Tertimpa Jembatan Ambruk di TIM

Kompas.com - 31/10/2014, 20:04 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu korban tewas tertimpa jembatan penghubung yang ambruk di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Budi Utomo, belum lama bekerja sebagai buruh di proyek tersebut.

Pria itu baru saja merantau dari Semarang untuk bekerja di proyek tersebut. Salah satu kerabat korban, Ir (33), menuturkan, Budi berangkat dari tempat tinggalnya di Desa Karangrejo, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (28/10/2014).

Keesokan harinya, Budi bekerja untuk proyek jembatan yang menghubungkan antara Gedung Arsip dan Gedung Perpustakaan di TIM. [Baca: Satu Orang Korban Berhasil Diangkat dari Reruntuhan Jembatan TIM]

"Hari Rabu sampai di Jakarta itu langsung kerja. Baru beberapa hari, enggak tahunya Jumat sudah kejadian begini," kata Ir, di kamar jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (31/10/2014).

Budi yang berumur 26 tahun itu memang sudah sering bekerja di berbagai proyek pembangunan. Menurut Ir, Budi menjadi tulang punggung di rumah tangganya. Budi pergi meninggalkan seorang istri dan satu anak yang masih berusia 2,5 tahun. "Pihak keluarga di kampung sudah tahu. Justru mereka yang mengabari kita lebih dulu," ujar Ir.

Pesan terakhir

Ir mengatakan bahwa Budi sempat meninggalkan pesan kepada salah satu anggota keluarga. Pesan itu disampaikan Budi malam sebelum kejadian ambruknya jembatan tersebut.

"Malam dia kasih berita ke kakak iparnya, 'iki saya lagi lembur'. Jadi, dia ngasih tahu bilang sedang lembur begitu," ujar Ir.

Yang dia tahu, Budi tengah lembur sejak Kamis (30/10/2014) pukul 08.00 sampai dengan waktu kejadian. Budi diketahuinya lembur untuk bekerja mengecor dak yang mesti berkelanjutan. "Memang kalau bikin coran dak itu, enggak boleh putus. Harus nyambung terus," ujarnya.

Dikenal baik

Malang menimpa, Budi tewas ketika jembatan tersebut roboh. Para sahabat merasa kehilangan. Budi memang dikenal teman-temannya sebagai pribadi yang baik. "Teman-temannya dari jauh datang semuanya. Ada dari Bekasi, Kerawang, Bogor, ada juga dari Serpong. Memang orangnya baik," ujar Ir.

Rencananya, jenazah almarhum akan dibawa ke Semarang malam ini. Para kerabat tengah menunggu proses visum. "Kalau selesai malam ini, dari keluarga mau langsung dibawa ke Semarang," ujar Ir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com