"Misalnya, upah naik dari Rp 2,5 juta jadi Rp 2,7 juta. Nah, saat harga BBM naik, biaya hidup juga naik jadi Rp 2,9 juta. Berarti malah minus kan?" ujar Andi di Kantor KSPI, Jakarta Pusat, Kamis (6/11/2014).
Andi mengatakan, kenaikan harga BBM secara umum akan membebani rakyat kecil, termasuk buruh. Pasalnya, kenaikan harga BBM, menurut dia, akan melahirkan efek domino, seperti kenaikan harga makanan ataupun sewa rumah.
"Kalau alasannya (menaikkan harga BBM) adalah mencegah BBM dibakar oleh orang-orang berduit, itu nonsense. Hal itu malah membuat rakyat kecil makin susah," ujar dia.
Andi pun mengkritisi kebijakan kenaikan harga BBM. Menurut dia, pemerintah harus mengoptimalkan pendapatan pajak dan memberantas mafia minyak dan gas. Sementara itu, harga minyak dunia turun dari 120 dollar AS per barrel menjadi 79 dollar AS per barrel.
Dengan demikian, pemerintah memiliki pilihan untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Selisihnya itu kan bisa dibuat membiayai program pemerintah lainnya. Jadi, enggak usah menaikkan harga BBM," kata dia.