Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Karena Terzalimi, Saya Sekarang Jadi Gubernur

Kompas.com - 26/11/2014, 08:35 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama berujar bahwa ia menjadi orang nomor satu di Ibu Kota merupakan berkah setelah ia terzalimi pada Pemilihan Gubernur Bangka Belitung 2007. Menurut dia, saat Pilgub Babel beberapa tahun lalu itu, banyak suaranya yang hilang dan membuatnya gagal menjadi gubernur di provinsi kelahirannya itu.

"Karena terzalimi, saya sekarang akhirnya bisa jadi gubernur. Tidak jadi Gubernur Bangka Belitung, tapi akhirnya bisa jadi Gubernur DKI Jakarta," kata Ahok, saat menghadiri acara konferensi nasional "Masyatakat Sipil dan Penguatan Demokrasi Pasca Pemilu 2014, di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Dengan posisinya saat ini, Ahok mengaku bertekad bekerja keras untuk membenahi Ibu Kota. Sambil bercanda, ia mengaku tekadnya membenahi Jakarta bertujuan agar warga Bangka Belitung menyesal tak memilihnya menjadi gubernur.

"Jadi, kalau nanti orang Jakarta merasakan perubahan, orang Babel akan bilang 'sayang Ahok tidak jadi gubernur kita. Kalau tidak, pasti beres’. Walaupun sebenarnya belum tentu jadi beres juga," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.

Melanjutkan pembicaraannya, Ahok kemudian menyinggung seputar adanya niat segelintir anggota DPRD DKI yang ingin menggulingkannya. Menurut Ahok, butuh waktu minimal satu tahun untuk bisa menggeser posisinya saat ini. Karena itu, Ahok mengaku akan memaksimalkan waktu satu tahun ke depan untuk melakukan pembenahan positif yang bisa dirasakan langsung oleh masyatakat.

Tujuannya adalah, kalaupun ia lengser, warga Jakarta kemudian akan menyesalinya. "Jadi nanti kalau saya turun, orang akan kenang sebagai Gubernur DKI 2014-2015. Kalau orang Jakarta merasakan perubahan, mereka akan bilang ‘sayang Ahok tidak lanjut sampai 2017, kalau tidak ini, pasti beres’. Walaupun memang belum tentu jadi beres," selorohnya sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com